Rumah Abu Keluarga Han
bertempat di Jalan Raya Pecinan Kulon (Raya Karet) No. 72 Surabaya,
Jawa Timur. Luas lahannya 1510m², sedangkan luas bangunannya 1300m².
Merupakan rumah Han Bwee Kong alias Han Bwe Sing (1727-1778), orang
pertama dalam keluarga Han yang menjabat kapitan Cina di Surabaya.
Setelah Han Bwee Kong meninggal, kemudian bagian depan dijadikan rumah
abu.
Rumah Abu keluarga Han
terdiri dari 2 bangunan, yaitu rumah sembahyang abu dan rumah tinggal.
Rumah sembahyang abu memiliki bentuk atap arsitektur Cina. Bagian depan
berpagar besi dan memiliki teras yang disanggah 2 buah kolom bergaya
Eroa (koronthia). Bagian ini menjadi akses utama masuk ke rumah abu.
Pintu masuk berupa pintu setengah tinggi, berbahan kayu dengan ukiran
motif naga dan simbol umur panjang serta ukiran kepala penjaga berada
ditengah, diapit 2 jendela kayu berbentuk lingkaran dengan motif naga
dan simbol umur panjang.
Rumah
abu terdiri dari ruang aula depan, ruang aula tengah, dan ruang (utama)
sembahyang. Ruang aula depan tidak berdinding keililng namun
menggunakan 4 pasang besi cor polos, berlantai teraso, menggunakan
langit-langit dari papan kayu polos dengan lampu gantung dibagian
tengah. Di antara kolom bagian atas diberi elemen hiasan dari kayu.
Ruangan ini dilengakapi dengan 12 pasang kursi kayu yang ditata diantara
kolom. Ruang aula tengah ditandai dengan adanya pintu kayu yang
berukuran lebih besar dari pintu kayu yang mengapitnya. Pintu-pintu ini
dipadu dengan jendela kaca. Pintu-pintu yang menuju ruangan yang ada di
kiri dan kanan aula tengah.
Ruang
aula tengah tidak memiliki dinding, namun menggunakan 4 pasang kolom
besi cor bermotif produksi Glasgow. Ruangan ini menggunakan laintai
marmer impor dan langit-langit dari papan kayu bermotif geometrik yang
dipadu dengan sepasang lampu gantung. Ruangan ini dilengkapi dengan 12
pasang kursi kayu yang dipadu dengan 3 pasang meja kayu dan 1 meja bulat
marmer yang diletakkan di tengah aula.
Ruang
utama (sembahyang) berada lebih tinggi dari kedua aula dengan lantai
dari marmer (kehitam-hitaman). Berbeda motif dan warna dari marmer di
aula tengah (keabu-abuan). Ruang ini ditandai dengan kusen kayu tanpa
pintu dan kaligrafi “angqian dan houyu” yang diapit dengan 2
kusen kayu lengkung. Di depan kedua kusen lengkung diletakan sepasang
kursi dan meja kayu model tradisional Cina. Meja dan kursi ini digunakan
Han Bwe Kong dan isteri dalam lukisan yang diletakan di ruang
sembahyang. Ruang tengah di ruangan utama merupakan ruang sembahyang.
Ruangan ini memiliki langit-langit dengan motif flora dan dinding
samping yang dihias dengan relief pedang, kendi, dan uang kapten Han
Bwee Kong.
Di bagian atas dinding selatan terdapat lukisan Kapten Han Bwee Kong dengan kaligrafi “chuangye” (pendiri perusahaan), sedangkan di dinding utara terdapat lukisan isteri Han Bwee Kong dengan kaligrafi “chuifan”
(suatu contoh dari masa lalu). Di ruangan ini terdapat 1 meja altar
besar yang berbahan marmer dan 2 meja altar marmer lebih kecil. Di
sebelah Timur meja altar terdapat ruangan untuk menyimpan 133 “sin ci”
(semacam nisan kecil dari kayu dengan nama yang diletakkan berjenjang.
Generasi lebih tua berada di atas generasi sesudahnya). Di belakang
ruang ini terdapat ruangan untuk meletakan “sin ci” anak perempuan Han Bwee Kong dan menantunya dari keluarga “The”.
Selanjutnya
di belakang rumah sembahyang abu, terdapat rumah asal keluarga Han.
Rumah ini memiliki tampak depan simetri dengan atap model arsitektur
tradisional Cina. Menggunakan lantai yang terbuat dari terakota
berbentuk kotak dan berdinding plester, Saat ini Rumah Abu Keluarga Han dibiarkan kosong.
0 komentar:
Posting Komentar