Jumat, 12 Desember 2014

Rumah Abu Keluarga Han

rumah abu_1397721184.png
Rumah Abu Keluarga Han bertempat di Jalan Raya Pecinan Kulon (Raya Karet) No. 72 Surabaya, Jawa Timur. Luas lahannya 1510m², sedangkan luas bangunannya 1300m². Merupakan rumah Han Bwee Kong alias Han Bwe Sing (1727-1778), orang pertama dalam keluarga Han yang menjabat kapitan Cina di Surabaya. Setelah Han Bwee Kong meninggal, kemudian bagian depan dijadikan rumah abu.
Rumah Abu keluarga Han terdiri dari 2 bangunan, yaitu rumah sembahyang abu dan rumah tinggal. Rumah sembahyang abu memiliki bentuk atap arsitektur Cina. Bagian depan berpagar besi dan memiliki teras yang disanggah 2 buah kolom bergaya Eroa (koronthia). Bagian ini menjadi akses utama masuk ke rumah abu. Pintu masuk berupa pintu setengah tinggi, berbahan kayu dengan ukiran motif naga dan simbol umur panjang serta ukiran kepala penjaga berada ditengah, diapit 2 jendela kayu berbentuk lingkaran dengan motif naga dan simbol umur panjang.
Rumah abu terdiri dari ruang aula depan, ruang aula tengah, dan ruang (utama) sembahyang. Ruang aula depan tidak berdinding keililng namun menggunakan 4 pasang besi cor polos, berlantai teraso, menggunakan langit-langit dari papan kayu polos dengan lampu gantung dibagian tengah. Di antara kolom bagian atas diberi elemen hiasan dari kayu. Ruangan ini dilengakapi dengan 12 pasang kursi kayu yang ditata diantara kolom. Ruang aula tengah ditandai dengan adanya pintu kayu yang berukuran lebih besar dari pintu kayu yang mengapitnya. Pintu-pintu ini dipadu dengan jendela kaca. Pintu-pintu yang menuju ruangan yang ada di kiri dan kanan aula tengah.
Ruang aula tengah tidak memiliki dinding, namun menggunakan 4 pasang kolom besi cor bermotif produksi Glasgow. Ruangan ini menggunakan laintai marmer impor dan langit-langit dari papan kayu bermotif geometrik yang dipadu dengan sepasang lampu gantung. Ruangan ini dilengkapi dengan 12 pasang kursi kayu yang dipadu dengan 3 pasang meja kayu dan 1 meja bulat marmer yang diletakkan di tengah aula.
Ruang utama (sembahyang) berada lebih tinggi dari kedua aula dengan lantai dari marmer (kehitam-hitaman). Berbeda motif dan warna dari marmer di aula tengah (keabu-abuan). Ruang ini ditandai dengan kusen kayu tanpa pintu dan kaligrafi “angqian dan houyu” yang diapit dengan 2 kusen kayu lengkung. Di depan kedua kusen lengkung diletakan sepasang kursi dan meja kayu model tradisional Cina. Meja dan kursi ini digunakan Han Bwe Kong dan isteri dalam lukisan yang diletakan di ruang sembahyang. Ruang tengah di ruangan utama merupakan ruang sembahyang. Ruangan ini memiliki langit-langit dengan motif flora dan dinding samping yang dihias dengan relief pedang, kendi, dan uang kapten Han Bwee Kong.
Di bagian atas dinding selatan terdapat lukisan Kapten Han Bwee Kong dengan kaligrafi “chuangye” (pendiri perusahaan), sedangkan di dinding utara terdapat lukisan isteri Han Bwee Kong dengan kaligrafi “chuifan” (suatu contoh dari masa lalu). Di ruangan ini terdapat 1 meja altar besar yang berbahan marmer dan 2 meja altar marmer lebih kecil. Di sebelah Timur meja altar terdapat ruangan untuk menyimpan 133 “sin ci” (semacam nisan kecil dari kayu dengan nama yang diletakkan berjenjang. Generasi lebih tua berada di atas generasi sesudahnya). Di belakang ruang ini terdapat ruangan untuk meletakan “sin ci” anak perempuan Han Bwee Kong dan menantunya dari keluarga “The”.
Selanjutnya di belakang rumah sembahyang abu, terdapat rumah asal keluarga Han. Rumah ini memiliki tampak depan simetri dengan atap model arsitektur tradisional Cina. Menggunakan lantai yang terbuat dari terakota berbentuk kotak dan berdinding plester, Saat ini Rumah Abu Keluarga Han dibiarkan kosong.

0 komentar:

Posting Komentar