Jumat, 12 Desember 2014

Serune


Serune adalah alat musik tiup dari Sumbawa, NTB. Serune termasuk dalam golongan alat musik aerofon yang berlidah. Seperti halnya klarinet, warga setempat menyebut lidah serune ini dengan istilah ela. Bahan pokok dari Serune adalah buluh (jenis bambu kecil) dan daun lontar. Lolo dan anak lolo terdiri dari buluh, sementara serumung ode dan serumung rea dibuat dari daun lontar yang tergulung membentuk kerucut atau cerobong. Pada lolo terdapat enam bongkang (lubang) di atas, dan satu lubang terletak di bawah. Cara melubanginya menggunakan kawat besar yang dibakar. Jarak antara lubangnya diukur dengan mengambil ukuran keliling lolo. Sedang lubang yang ada di bawah, jaraknya setengah dari jarak antara dua lubang jalan memanjangkan dan memndekkan serumung. Untuk menyetem suara Serune dalam proses pembuatannya dibutuhkan keahlian khusus, karena untuk menghasilkan suara serune yang bagus harus memiliki ketepatan antara ela anak lolo dan lolo.

Cara memainkan Serune adalah dengan meniup serumung ode (cerobong kecil) yang berfungsi untuk menahan nafas agar tetap berada pada serumung. Letakkan penjarian pada lubang Lolo (batang). Maka serumung rea (cerobong besar) akan berfungsi sebagai resonator. Pada Anak lolo, bagian lolo yang lebih kecil, terdapat ela (lidah) yang akan menjadi sumber suara. Tehnik meniup Serune, mula-mula menarik nafas melalui hidung, disimpan pada rongga mulut, lalu dikeluarkan melalui tiupan. Meniup serune tidak menggunakan lidah, cukup dengan hembusan udara dalam mulut. Namun tetap memerlukan keahlian dan pengalaman untuk memperoleh suara serune yang mantap dan tepat. Untuk mendapatkan nada do pada serune, tiup serune dengan menutup semua lubang pada lolo, begitu pun lubang di bawah. Untuk nada re, tutup semua lubang pada lolo bagian atas dan buka lubang pada lolo bagian bawah. Nada mi dengan membuka dua lubang atas paling ujung pada lolo, nada fa membuka tiga lubang. Berikutnya nada sol diperoleh dengan menutup dua lubang atas paling pangkal. Semetara untuk nada si hanya dengan menutup satu lubang paling pangkal pada lolo.

Serune tidak termasuk alat musik tradisional yang sakral, karena serune adalah salah satu alat dalam musik orkestra di Sumbawa yang disebut Gong Genang dan bisa dimiliki oleh perseorangan. Jadi serune bisa dimainkan oleh siapa saja dan bisa diperdengarkan kapan saja. Tidak ada syarat, ritual atau momen khusus untuk bisa memainkannya. Sebenarnya dahulu, menurut cerita, kalau mau memainkan serune harus diasapi terlebih dahulu oleh kemenyan. Tujuannya agar tiupan menjadi bagus dan menarik, serta menangkal gangguan dari orang-orang yang tidak senang. Jika dimainkan di dangau tengah ladang sendirian bisanya untuk mengusir rasa sepi. Namun jika dimainkan dalam orkestra Gong Genang, maka harus duduk bersila, dengan menggunakan pakaian khas Sumbawa yang terdiri dari baju dan saluar (celana), krealang (kain) khas Sumbawa dan pasapu (ikat kepala). Melalui tiupan serune juga dapat memikat gadis sehingga sang gadis mencari sumber suara serune.

Karena secara fungsinya bukan sebagai sarana ritual, serune pun bisa kita jumpai di Bima dengan nama Serone. Di aceh kita akan menemukan alat yang hampir mirip dengan nama Serune kalee. Dan dalam kebudayaan Batak dikenal pula nama sarune etek dan sarune bolon sebagai salah satu asamble musik Gondang Batak.

0 komentar:

Posting Komentar