Tari Bines adalah
salah satu jenis seni tari di Gayo Lues yang ditarikan hanya oleh
sekelompok perempuan atau gadis. Tidak ada yang dapat mengartikan kata Bines itu sendiri. Bines disebut tari karena memiliki gerak ritmis yang mengikuti ekspresi jiwa penarinya.
Berdasarkan koreografinya, Tari Bines termasuk tari kelompok karena Bines tidak
dapat ditampilkan secara perorangan. Biasanya dibutuhkan penari dalam
hitungan genap seperti 10, 12, 14, 16, dan sererusnya. Berdasarkan pola
garapannya, Bines tergolong pada seni tari tradisi yaitu tari yang kehadirannya sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Bines telah mengalami perkembangan yang cukup lama dan sarat nilai-nilai tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Tari Bines dikuasai
oleh para gadis secara autodidak dari generasi di atasnya sejak mereka
kecil -saat mereka sudah mulai mampu menirukan gerak-. Tidak ada sanggar
khusus dimana mereka diharuskan berlatih tari. Tidak ada pula hokum
yang mewajibkan mereka menguasai Bines. Hanya secara naluri, sebagai gadis mereka merasa ingin belajar Bines. Pada usia tertentu, mereka sudah mampu menarikan beragam gerak Bines, mereka akan mulai berlatih secara bersama-sama hingga pada waktunya mereka mampu tampil di pementasan.
Tari Bines biasanya ditampilkan dalam upacara tradisi seperti perkawinan, sunnat rasul, dan pesta yahunan seperti Jamu Saman. Bines juga ditampilkan pada pembuka dan penutup Saman dan Didong atau untuk mengisi masa istirahat kedua tari tersebut. Saat ini Bines juga diundang sebagai tari persembahan seperti penyambutan tamu dan pertunjukan.
0 komentar:
Posting Komentar