UPACARA ADAT NADRAN, SYUKURAN MASYARAKAT CIREBON
Kekhasan masyarakat Cirebon terlihat dari aktivitas mereka yang melakukan upacara Nadran atau biasa orang-orang Cirebon menyebutnya Sedekah Laut. Upacara sedekah laut ini juga dilakukan oleh masyarakat Indramayu dan Subang. Dalam perkembangannya tradisi upacara Nadran tidak hanya berkembang di masyarakat Cirebon saja.
Upacara Nadran adalah upacara adat masyarakat pesisir
Kekhasan masyarakat Cirebon terlihat dari aktivitas mereka yang melakukan upacara Nadran atau biasa orang-orang Cirebon menyebutnya Sedekah Laut. Upacara sedekah laut ini juga dilakukan oleh masyarakat Indramayu dan Subang. Dalam perkembangannya tradisi upacara Nadran tidak hanya berkembang di masyarakat Cirebon saja.
Upacara Nadran adalah upacara adat masyarakat pesisir
Cirebon
untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia dan rizki
yang telah diberikan kepada masyarakat setempat. Selain itu, upacara
Nadran merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur mereka, kepada
penguasa laut agar diberikan keselamatan dan dijauhkan dari malapetaka.
Upacara Adat Nadran dilakukan setahun sekali kisaran bulan Juli s.d.
Agustus.
Nadran memiliki arti janji atau rasa syukur.
Nadran berasal dari kata nazar dalam bahasa Arab yang memiliki arti
janji. Janji atau rasa syukur masyarakat pesisir Cirebon atas rezeki
yang telah dilimpahkan yang maha kuasa kepada mereka. Secara turun
temurun, upacara Nadran adalah upacara yang lahir dari akulturasi agama Islam dan Hindu. Perpaduan tersebut menciptakan upacara Nadran.
Dalam
pelaksanaan upacara Nadran, pertama kali yang dilakukan adalah
menyembelih kerbau dengan cara memotong kepala kerbau disertai memotong
tumpeng. Kepala kerbau tersebut dibungkus dengan kain putih kemudian
dengan sesaji lainnya dilepaskan ke tengah laut memakai ancak sejenis
replika perahu dan kepala kerbau ditenggelamkan.
Selain
itu, nasi tumpeng dan lauk pauk yang ada dibagi-bagikan kepada anggota
masyarakat lainnya. Kegiatan itu disebut bancaan atau berkah. Pemakaian
kerbau untuk dijadikan persembahan bukan sapi karena sapi merupakan
hewan yang suci dalam agam Hindu sehingga mesti dipeliahra dan tidak
boleh dibunuh. Sapi juga merupakan jelmaan dewa. Maka dari itu kerbau
yang dijadikan persembahan.
Selain
kegiatan memotong kepala kerbau dan melepasnya ke laut, kegiatan
lainnya dalam upacara Nadran adalah membacakan mantera-mantera sambil
membakar dupata atau kemenyan yang bertujuan untuk memohon perlindungan,
keselamatan dan rizki yang banyak kepada para dewa laut. Pembacaan
mantera dalam upacara Nadran merupakan bagian untuk memanggil roh-roh
leluhur yang telah ikut menjaga keselamatan masyarakat pesisir Cirebon
dalam mencari rezeki di laut.
Upacara Nadran
bertambah semarak karena upacara ini menampilkan hiburan wayang yang
merupakan kebudayaan Hindu. Selain itu, banyak tetabuhan dan nyanyian
dalam proses upacara Nadran yang semakin bertambah semarak.
Upacara
Nadran yang dilakukaan setiap setahun sekali oleh masyarakat Cirebon
mempunyai nilai-nilai filosofi yang kuat. Nilai-nilai yang terbangun
dari upacara tersebut adalah solidaritas, etis, kultural dan religius
yang tercipta dari simbol-simbol yang ada dalam upacara tersebut.
Nilai-nilai
kebersamaan yang ada dalam upacara Nadran ini menjadi sebuah dorongan
ke depan untuk membangun masyarakat yang menjalankan nilai-nilai
kebersamaan dan kepatuhan terhadap yang maha kuasa.
0 komentar:
Posting Komentar