Rabu, 03 Desember 2014

Almitra: Sajak Pepohonan

Almitra, setiap orang dalam masa hidupnya pasti akan mengalami hambatan dan rintangan, cobaan dan masalah, merasakan rasa kecewa terluka dan sakit hati. Seperti halnya biji pohon bodhi yang awalnya berada dalam kegelapan, ia berjuang keras menghadapi hambatan serta rintangan menembus kerikil dan bebatuan di dalam tanah hingga akhirnya keluar dari kegelapan dan bertumbuh tunas hijau muda. Perjalanannya blom terhenti, dia masih harus menghadapi cuaca terik panas serta hujan badai. Disela-sela rintangan dan cobaan itu ia menguatkan akar2nya di dalam tanah supaya tidak mudah tercabut dan dihempaskan angin. Semakin bertumbuh besar ia kemudian belajar mencintai, belajar menerima keberadaan kawanan burung yang membuat sarang diantara ranting pepohonan. Terkadang ia terluka dan dilukai, kemudian ia bertumbuh lagi. Ia belajar mengolah hal-hal tidak baik yang ada disekitarnya menjadi sesuatu yang sangat baik dan bermanfaat bagi alam semesta. Ia bertumbuh menjadi pohon mahotama.




Suatu ketika ada masanya sebuah pohon yang terpilih oleh alam didatangi oleh seorang dewi kahyangan, ia pun jatuh cinta kepadanya. Namun sang dewi dengan maksud dan tujuan tertentu justru memutuskan untuk pergi meninggalkan luka yang sangat mendalam. Dari cinta berubah menjadi kebencian yang teramat sangat. Bila seandainya kebencian ini merasuk sampai ke akar2nya maka pohon ini pasti akan tumbang dan berakhir menjadi kayu bakar. Namun karena ia adalah pohon Mahotama, pohon yang terpilih, maka ia berusaha mengolah kebencian yang bagaikan kotoran berwarna hitam itu dengan cara menerima semuanya dan segala sesuatunya. Setelah itu perlahan-lahan tubuhnya melunak, dari dalam dirinya kemudian keluar cairan yang sangat harum membalut kotoran hitam itu dengan cinta dan kasih sayang yang tulus. Selapis demi selapis, dari luka yang sangat dalam akhirnya batang pepohonan itu berubah dan bertransformasi menjadi gaharu yang sangat harum bahkan keharumannya menyebar tidak hanya menyelimuti seluruh dirinya bahkan sampai ke pelosok negeri karena terbawa hembusan angin.

Almitra, seperti halnya perjalanan tunas-tunas muda dari pepohonan yang berusaha mencapai cahaya, begitu pula perjalananmu kelak. Walaupun ia bertumbuh ke atas menjadi semakin tinggi, namun ia juga tetap menapak bumi dan mengakar kuat di dalamnya. Bertumbuhlah dan pelajarilah segala sesuatu dari alam semesta, namun jangan pernah melupakan siapa dirimu yang sesungguhnya dan darimana asal sejatimu. Bila tiba saatnya dirimu berbuah, maka berikanlah semua buah itu untuk kesejahteraan masyarakat.

Dan sebelum ranting2mu mengering dan daunmu berguguran, pastikan engkau telah menitipkan bibit-bibit yang baik dan mulia kepada ibu bumi. Dengan begitu kehidupan akan menjadi lebih baik dengan kehadiranmu dimana dibawah akar jiwamu yang dalam: sumber mata air jernih penuh kesejukan senantiasa mengalir dan diatasnya bumi yang menjadi semakin hijau dengan udara yang bersih serta suara kawanan burung yang terdengar damai akan merasa nyaman bersarang di dahan dan rantingmu.

0 komentar:

Posting Komentar