Jika cakrawala pikiran adalah rentangan busurnya dan hati yang lapang
dan luas adalah tali pengikatnya, maka dibutuhkan keberanian yang sangat
besar untuk menempatkan diri ini di dalam genggaman jari-jemariNya.
Hanya ketika berada di dalam genggaman tanganNya, sebatang busur
memiliki kemampuan untuk pasrah dan ikhlas,dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan bersedia mengalah dan menarik dirinya sendiri, serta ikhlas
bila harus melepaskan dan kehilangan. Kekalahan dan kemenangan bukanlah
merupakan suatu tujuan, pencapaian dan kemasyuran bukanlah terletak pada
busur panah, namun semua adalah milik dari Sang Pemanah. Dengan
menempatkan diri seperti ini, ia senantiasa berada dekat dengan sang
pemanah, bahkan dijunjung dan ditempatkan di tempat yang istimewa
menjadi bagian pribadi dari jati diri Sang Pemanah.
Seperti
sebutir padi yang tumbuh dari energi matahari, ketika masuk di dalam
tubuh manusia ia menyatu menjadi darah dan daging. Begitu juga udara
yang meliputi seluruh alam semesta dapat tertampung dalam tubuh manusia
bahkan masuk hingga bagian-bagian terkecil sel-sel tubuh.Tentu saja
benar bila dikatakan keberadaanNya lebih dekat dari urat leher manusia,
dan yang lebih penting adalah bagaimana menyadari kedekatan ini setiap
saat dan setiap waktu, karena bagaimanapun juga kemahakuasaanNya sudah
menjadi bagian dari diri kita, sudah menjadi darah dan daging, bahkan
masuk sampai ke bagian-bagian terkecil dari sel-sel tubuh kita.
Tidak perlu jauh-jauh mencari keajaiban, you are your own miracle..thats why you can create your own miracle by living your own life, your own dreams. Maka ciptakanlah berbagai macam keajaiban dengan kedua tanganmu, dengan kata-kata ataupun daya imajinasimu.
Tidak perlu jauh-jauh mencari keajaiban, you are your own miracle..thats why you can create your own miracle by living your own life, your own dreams. Maka ciptakanlah berbagai macam keajaiban dengan kedua tanganmu, dengan kata-kata ataupun daya imajinasimu.
0 komentar:
Posting Komentar