Rabu, 03 Desember 2014

Busur Angkasa

Jika cakrawala pikiran adalah rentangan busurnya dan hati yang lapang dan luas adalah tali pengikatnya, maka dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menempatkan diri ini di dalam genggaman jari-jemariNya.

Hanya ketika berada di dalam genggaman tanganNya, sebatang busur memiliki kemampuan untuk pasrah dan ikhlas,dengan penuh keyakinan dan kepercayaan bersedia mengalah dan menarik dirinya sendiri, serta ikhlas bila harus melepaskan dan kehilangan. Kekalahan dan kemenangan bukanlah merupakan suatu tujuan, pencapaian dan kemasyuran bukanlah terletak pada busur panah, namun semua adalah milik dari Sang Pemanah. Dengan menempatkan diri seperti ini, ia senantiasa berada dekat dengan sang pemanah, bahkan dijunjung dan ditempatkan di tempat yang istimewa menjadi bagian pribadi dari jati diri Sang Pemanah.

Seperti sebutir padi yang tumbuh dari energi matahari, ketika masuk di dalam tubuh manusia ia menyatu menjadi darah dan daging. Begitu juga udara yang meliputi seluruh alam semesta dapat tertampung dalam tubuh manusia bahkan masuk hingga bagian-bagian terkecil sel-sel tubuh.Tentu saja benar bila dikatakan keberadaanNya lebih dekat dari urat leher manusia, dan yang lebih penting adalah bagaimana menyadari kedekatan ini setiap saat dan setiap waktu, karena bagaimanapun juga kemahakuasaanNya sudah menjadi bagian dari diri kita, sudah menjadi darah dan daging, bahkan masuk sampai ke bagian-bagian terkecil dari sel-sel tubuh kita.

Tidak perlu jauh-jauh mencari keajaiban, you are your own miracle..thats why you can create your own miracle by living your own life, your own dreams. Maka ciptakanlah berbagai macam keajaiban dengan kedua tanganmu, dengan kata-kata ataupun daya imajinasimu.

0 komentar:

Posting Komentar