Badik Tumbuk Lado merupakan senjata tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau.
Badik sendiri merupakan sebutan untuk senjata tradisional yang dikenal
di kalangan masyarakat bugis dan beberapa daerah di Sumatera. Sedangkan,
Tumbuk Lada atau Tumbuk Lado(Riau) adalah senjata tradisional masyarakat Melayu dan masyarakat Semenanjung Melayu. Tak heran jika Badik Tumbuk Lado memiliki
kemiripan dengan senjata dari daerah di semenanjung melayu lainnya
bahkan dengan negara tetangga Malaysia. Kepulauan Riau ditinggali oleh
berbagai ras dan etnis. Akan tetapi, mayoritas penduduk asli adalah
bangsa melayu. Oleh karena itu, kebudayaan dari daerah Riau ini banyak
memiliki kesamaan dengan wilayah yang berpenduduk asli melayu lainnya. Badik Tumbuk Lado adalah sejenis senjata tikam berukuran 27 sampai 29cm dan lebarnya sekitar 3.5 sampai 4cm.
senjata ini tidak hanya dipakai oleh masyarakat Jambi, dan juga
memiliki kesamaan dengan badik Bugis hanya berbeda dalam bentuk dan
motif sarung badiknya saja. Tidak hanya di dalam negeri, Malaysia juga
memiliki senjata tardisional yang sama, baik secara nama dan bentuk. Hal
ini tidak terlepas dari latar belakang masyarakat melayu yang tersebar
di indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam dan sepanjang semenanjung
Melayu. Sama halnya dengan keris, badik juga merupakan salah satu
identitas yang mencirikan bangsa Melayu.
Tidak diketahui kapan pastinya awal mula Badik Tumbuk Lado digunakan
sebagai senjata oleh orang Melayu. Akan tetapi, sejak dulu orang Melayu
terutama masyarakat Melayu kepulauan Riau menggunakan Badik Tumbuk Lado untuk berburu dan mempertahankan diri dari serangan musuh. Selain itu, Badik Tumbuk Lado juga mempunyai fungsi estetis
yakni badik biasanya digunakan sebagai pelengkap baju adat pria Melayu
terutama saat pesta pernikahan. Bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap
baju adat saja, badik tumbuk lado juga menyimbolkan keperkasaan dan
kegagahan seorang pria. Sebetulnya, filosofi Badik Tumbuk Lado
tidak jauh berbeda dengan keris jika keris seringkali disebutkan
sebagai symbol pemersatu bangsa Melayu. Badik pun begitu, karena pada
hakikatnya senjata dibuat sebagai alat yang memudahkan manusia juga
sebagai lambang keberanian bukan sebagai simbol permusuhan.
Sampai saat ini Badik Tumbuk Lado masih
digunakan oleh masyarakat kepulauan Riau untuk melakukan kerja produksi
seperti bercocok tanam atau berburu. Beberapa adat setempat juga masih
mempertahankan badik sebagai pelengkap busana adat pria. Hanya saja,
saat ini badik sudah tidak lagi sebagai senjata tajam yang berfungsi
dalam perkelahian. Kini, masyarakat melayu sudah memfungsikan Badik
untuk fungsi-fungsi lain. Selain karena sekarang sudah banyak senjata
yang lebih modern, Badik Tumbuk Ladojuga dianggap sudah tidak praktis lagi menjadi barang bawaan.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar