Sabtu, 13 Desember 2014

Feng shui

Feng-ShuiUses_1391063861.jpg
Dalam masyarakat Tionghoa masih terdapat banyak kepercayaan tradisional yang turut menentukan jalan kehidupan mereka. Kepercayaan-kepercayaan ini tidak saja dipakai dalam upacara daur kehidupan manusia, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tetapi dalam bidang, misalnya dalam menentukan letak makam seseorang, dalam pembangunan tempat usaha, gedung-gedung maupun tempat tinggal.
Kepercayaan tradisional yang dipakai dalam hal ini disebut Fengsui atau disebut juga Geomancy, yaitu ilmu pengetahuan yang mengolah bagaimana cara memanfaatkan suatu lingkungan. Istilah Fengsui secara harfiah diterjemahkan sebagai ‘angin dan air’ istilah tentang aturan penempatan letak gedung dan bangunan buatan manusia agar seimbang dan menguntungkan dengan lingkungan fisik di sekitarnya, dalam bahasa klasik Cina  disebut kan yu. Kepercayaan pada aturan aturan Fengsui berlanjut hingga saat ini. Banyak gedung – gedung modern di dunia saat ini dibangun atas dasar perhitungan dan petunjuk seorang ahli Fengsui yang disebut feng-shui xian sheng.
Letak yang baik berdasarkan Fengsui adalah tempat yang berdekatan dengan sumber mata air, bukit – bukit, gunung – gunung dan lembah – lembah di sekeliling bangunan, karena tempat – tempat tersebut memiliki energy vital yang baik, di Cina ada anggapan bahwa bangunan yang menghadap ke barat laut dan tenggara adalah arah yang mengahadap ke pintu kejahatan, karena itu diusahakan dalam pembangunan sebuah Kelenteng diusahakan pintu masuk menghadap ke arah selatan. Dalam pembangunan sebuah Kelenteng yang mempunyai hubungan erat dengan ahli fengsui adalah penata Kelenteng, pemborong bangunan dan perencanaanbangunan, mereka percaya bahwa faktor keberuntungan dalam Fengsui diwujudkan dalam ukuran ruang, pemberian warna dan urutan rangkaian pembangunan akan membawa berkah, ada beberapa peraturan dasar dalam Fengsui yang akan digunakan untuk pembangunan Kelenteng yaitu :
  1. Dalam konstruksi atap, rancangan atau dekorasi di bubungan sangat penting, misalnya: Naga, burung hong dan binatang berkaki empat lainnya mempunyai tanda yang baik, bila digabungkan dalam bentuk desain bubungan, orang yang akan menggunakan gedung tersebut akan mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan.
  2. Pemberian warna dalam pembangunan kelenteng empunyai arti yang penting karena warna-warna tertentu mempunyai arti sendiri, misalnya warna kuning, hijau dan biru digunakan sebagai simbol kekuatan, panjang umur dan rahmat Tuhan.
  3. Penomoran ruang secara tepat juga memegang peranan yang besar, sebab ada anggapan bahwa nomor 1, 5 dan 9 adalah nomor-nomor yang baik sedangkan nomor-nomor yang merupakan kelipatan 4 (4, 8, 12, dst.) harus dihindarkan.
Selain hal-hal tersebut, ada beberapa aspek lain yang mendapat perhatian khusus dalam pembagunan Kelenteng, seperti lokasi yang memiliki karakter tanah bergelombang dan memiliki banyak warna, berdekatan atau menghadap jalur air (sungai, danau yang tenang, dan laut), serta ditanami tumbuhan terutama yang dapat bertahan dalam berbagai cuaca.
Ada beberapa hal yang menjadi pedoman seorang ahli Feng-shui, untuk menentukan Fengsui yang baik, antara lain ialah qi, prinsip yin-yang dan lima unsur (wu xing).

Qi
Secara harfiah diartikan sebagai hawa, energi yang mengandung kekuatan hidup (Too, 1994:1) berdasarkan aturan Fengsui, energy vital atau qi disebut garis atau energi naga (Lip, 1993:1). Qi ini mempunyai dua perwujudan, yaitu yin dan yang, berupa lima unsur: logam, api, kayu, air, dan tanah (Lip, 1993:4). Bahkan kata feng yang berarti angin dan shui yang berarti air, berasal Trigram yin yang (Lip, 1993:7). Qi adalah suatu energy yang memengaruhi kehidupan alam, di mana energi ini berada di seluruh bagian bumi  dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia biasa. Karena energi ini sangat vital, maka Qi disebut juga energi vital. Qi tidak selalu bermanfaat, jika yin dan yang tidak terjalin secara harmonis maka keseimbangan alam akan rusak dan pengaruh buruk akan timbul.

Yin dan Yang
Masyarakat Cina memandang bahwa dunia dipengaruhi oleh interaksi dua unsur kekuatan, kedua unsur tersebut adalah yin dan yang. Unsur yin mewakili gambaran negatif, feminim, gelap, lemah, bumi dan bulan. Unsur yang mewakili gambaran positif, jantan, terang, kuat, langit dan matahari. Kedua jenis sifat ini saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu harmoni dan keselarasan yang digambarkan dengan suatu lingkaran yang sebagian berwarna hitam dan sebagian berwarna putih yang melambangkan alam semesta.

Lima Unsur (wu xing)
Pedoman paling penting dipakai dalam Fengsui adalah lima unsur: logam, api,  kayu, air, dan tanah. Kelima unsur ini tersusun dalam suatu siklus yang bersifat menghasilkan. Kayu bila dibakar menghasilkan api, yang kemudian menjadi abu dan menyatu dengan tanah. Tanah mengandung unsur logam, logam memiliki kandungan air, di samping itu logam juga dapat mencair jika dipanaskan pada api. Air memberikan tumbuhan-tumbuhan dan pepohonan hidup sehingga menjadi kayu. Selain tersusun dalam rangkaian yang bersifat menghasilkan  kelima unsur ini  juga dapat tersusun dalam rangkaian yang bersifat merusak. Pada rangkaian ini air memadamkan api, api mencairkan logam, logam memotong kayu, kayu menggersangkan tanah.
Sumber : Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kelenteng Kuno di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat.

0 komentar:

Posting Komentar