Dalam
masyarakat Tionghoa masih terdapat banyak kepercayaan tradisional yang
turut menentukan jalan kehidupan mereka. Kepercayaan-kepercayaan ini
tidak saja dipakai dalam upacara daur kehidupan manusia, seperti
kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tetapi dalam bidang, misalnya dalam
menentukan letak makam seseorang, dalam pembangunan tempat usaha,
gedung-gedung maupun tempat tinggal.
Kepercayaan tradisional yang dipakai dalam hal ini disebut Fengsui atau disebut juga Geomancy, yaitu
ilmu pengetahuan yang mengolah bagaimana cara memanfaatkan suatu
lingkungan. Istilah Fengsui secara harfiah diterjemahkan sebagai ‘angin
dan air’ istilah tentang aturan penempatan letak gedung dan bangunan
buatan manusia agar seimbang dan menguntungkan dengan lingkungan fisik
di sekitarnya, dalam bahasa klasik Cina disebut kan yu. Kepercayaan
pada aturan aturan Fengsui berlanjut hingga saat ini. Banyak gedung –
gedung modern di dunia saat ini dibangun atas dasar perhitungan dan
petunjuk seorang ahli Fengsui yang disebut feng-shui xian sheng.
Letak
yang baik berdasarkan Fengsui adalah tempat yang berdekatan dengan
sumber mata air, bukit – bukit, gunung – gunung dan lembah – lembah di
sekeliling bangunan, karena tempat – tempat tersebut memiliki energy
vital yang baik, di Cina ada anggapan bahwa bangunan yang menghadap ke
barat laut dan tenggara adalah arah yang mengahadap ke pintu kejahatan,
karena itu diusahakan dalam pembangunan sebuah Kelenteng diusahakan
pintu masuk menghadap ke arah selatan. Dalam pembangunan sebuah
Kelenteng yang mempunyai hubungan erat dengan ahli fengsui adalah penata
Kelenteng, pemborong bangunan dan perencanaanbangunan, mereka percaya
bahwa faktor keberuntungan dalam Fengsui diwujudkan dalam ukuran ruang,
pemberian warna dan urutan rangkaian pembangunan akan membawa berkah,
ada beberapa peraturan dasar dalam Fengsui yang akan digunakan untuk
pembangunan Kelenteng yaitu :
- Dalam konstruksi atap, rancangan atau dekorasi di bubungan sangat penting, misalnya: Naga, burung hong dan binatang berkaki empat lainnya mempunyai tanda yang baik, bila digabungkan dalam bentuk desain bubungan, orang yang akan menggunakan gedung tersebut akan mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan.
- Pemberian warna dalam pembangunan kelenteng empunyai arti yang penting karena warna-warna tertentu mempunyai arti sendiri, misalnya warna kuning, hijau dan biru digunakan sebagai simbol kekuatan, panjang umur dan rahmat Tuhan.
- Penomoran ruang secara tepat juga memegang peranan yang besar, sebab ada anggapan bahwa nomor 1, 5 dan 9 adalah nomor-nomor yang baik sedangkan nomor-nomor yang merupakan kelipatan 4 (4, 8, 12, dst.) harus dihindarkan.
Selain
hal-hal tersebut, ada beberapa aspek lain yang mendapat perhatian
khusus dalam pembagunan Kelenteng, seperti lokasi yang memiliki karakter
tanah bergelombang dan memiliki banyak warna, berdekatan atau menghadap
jalur air (sungai, danau yang tenang, dan laut), serta ditanami
tumbuhan terutama yang dapat bertahan dalam berbagai cuaca.
Ada beberapa hal yang menjadi pedoman seorang ahli Feng-shui, untuk menentukan Fengsui yang baik, antara lain ialah qi, prinsip yin-yang dan lima unsur (wu xing).
Qi
Secara
harfiah diartikan sebagai hawa, energi yang mengandung kekuatan hidup
(Too, 1994:1) berdasarkan aturan Fengsui, energy vital atau qi disebut garis atau energi naga (Lip, 1993:1). Qi ini mempunyai dua perwujudan, yaitu yin dan yang, berupa lima unsur: logam, api, kayu, air, dan tanah (Lip, 1993:4). Bahkan kata feng yang berarti angin dan shui yang berarti air, berasal Trigram yin yang (Lip, 1993:7). Qi adalah
suatu energy yang memengaruhi kehidupan alam, di mana energi ini berada
di seluruh bagian bumi dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia
biasa. Karena energi ini sangat vital, maka Qi disebut juga energi vital. Qi tidak selalu bermanfaat, jika yin dan yang tidak terjalin secara harmonis maka keseimbangan alam akan rusak dan pengaruh buruk akan timbul.
Yin dan Yang
Masyarakat Cina memandang bahwa dunia dipengaruhi oleh interaksi dua unsur kekuatan, kedua unsur tersebut adalah yin dan yang. Unsur yin mewakili gambaran negatif, feminim, gelap, lemah, bumi dan bulan. Unsur yang
mewakili gambaran positif, jantan, terang, kuat, langit dan matahari.
Kedua jenis sifat ini saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk
suatu harmoni dan keselarasan yang digambarkan dengan suatu lingkaran
yang sebagian berwarna hitam dan sebagian berwarna putih yang
melambangkan alam semesta.
Lima Unsur (wu xing)
Pedoman
paling penting dipakai dalam Fengsui adalah lima unsur: logam, api,
kayu, air, dan tanah. Kelima unsur ini tersusun dalam suatu siklus yang
bersifat menghasilkan. Kayu bila dibakar menghasilkan api, yang kemudian
menjadi abu dan menyatu dengan tanah. Tanah mengandung unsur logam,
logam memiliki kandungan air, di samping itu logam juga dapat mencair
jika dipanaskan pada api. Air memberikan tumbuhan-tumbuhan dan pepohonan
hidup sehingga menjadi kayu. Selain tersusun dalam rangkaian yang
bersifat menghasilkan kelima unsur ini juga dapat tersusun dalam
rangkaian yang bersifat merusak. Pada rangkaian ini air memadamkan api,
api mencairkan logam, logam memotong kayu, kayu menggersangkan tanah.
Sumber : Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Kelenteng Kuno di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat.
0 komentar:
Posting Komentar