Orang-orang Asmat memercayai bahwa mereka berasal dari Fumeripits (Sang Pencipta). Konon, Fumeripits
terdampar di pantai dalam keadaan sekarat dan tidak sadarkan diri.
Namun nyawanya diselamatkan oleh sekolompok burung sehingga ia kembali
pulih. Kemudian ia hidup sendirian di sebuah daerah yang baru.
Karena
kesepian, ia membangun rumah panjang yang diisi dengan patung-patung
dari kayu hasil ukirannya sendiri. Namun ia masih merasa kesepian,
kemudian ia membuat sebuah tifa yang ditabuhnya setiap hari. Tiba-tiba,
bergeraklah patung-patung kayu yang sudah dibuatnya tersebut mengikuti
irama tifa yang dimainkan.
Secara
ajaib patung-patung itu lantas berubah menjadi wujud manusia yang
hidup. Mereka menari-nari mengikuti irama tabuhan tifa dengan kedua kaki
agak terbuka dan kedua lutut bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan.
Semenjak itu, Fumeripits terus mengembara dan di setiap daerah
yang disinggahinya, ia membangun rumah panjang dan menciptakan
manusia-manusia baru yang kemudian menjadi orang-orang Asmat seperti
saat ini.
Sejarah
masyarakat Asmat di atas menegaskan keyakinan masyarakat Asmat bahwa
mereka adalah anak dewa yang berasal dari dunia gaib. Dunia yang berada
saat mentari tenggalam setiap sore. Masyarakat Asmat meyakini bahwa pada
tempat tinggal mereka terdapat 3 macam roh yaitu:
- Yi-ow. Roh nenek moyang yang memiliki sifat baik untuk keturunannya.
Ruh-ruh
yi-ow adalah penjaga hutan-hutan sagu, danau-danau dan sungai-sungai
yang penuh ikan dan hutan-hutan yang penuh binatang buruan. Orang Asmat
berkomunikasi secara simbolis dengan para yi-ow dengan berbagai upacara
sajian berulang yang biasanya dipimpin oleh ndembero, atau pemuka
upacara.
- Osbopan. Roh jahat yang dianggap penghuni beberapa jenis tertentu.
Ruh-ruh
osbopan dianggap menghuni beberapa jenis pohon tertentu, gua-gua yang
dalam, batu-batu besar yang mempunyai bentuk khusus, tetapi juga hidup
dalam tubuh jenis-jenis binatang tertentu. Sakit dan bencana biasanya
disebabkan oleh ruh jahat, yang juga harus dipuaskan oleh manusia dengan
berbagai macam upacara sajian. , upacara sajian kepada para osbopan tak
dilakukan secara berulang, tetapi hanya kalau ada orang yang sakit dan
bila terjadi bencana. Ruh-ruh itu diupayakan agar tidak terlampau sering
mendekati tempat tinggal manusia, dengan melakukan serangkaian
pantangan, dan kadang-kadang dengan ilmu gaib protektif.
- Dambin-ow. Roh jahat yang mati konyol.
Dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat Asmat banyak diisi oleh
upacara-upacara. Beberapa upacara itu untuk menghormati nenek moyang
adalah:
- Mbismbu (pembuat)
- Yentpokmbu (pembuatan dan pengukuhan rumah yew)
- Tsyimbu (pembuatan dan pengukuhan perahu lesung)
- Yamasy pokumbu (Upacara perisai)
Selain
itu masyarakat Asmat percaya tentang alam yang banyak didiami oleh
roh-roh. Dalam masyarakat Asmat disebut setan diantaranya yaitu:
- Setan yang membahayakan Hidup.
Keyakinan masyarakat Asmat adalah setan ini dapat mengancam nyawa dan jiwa seseorang dan pembawa bencana.
- Setan yang tidak membahayakan Hidup.
Setan ini tidak membahayakan jiwa akan tetapi menakuti atau menganggu saja.
Adapun selain itu, kesenian dalam masyarakat Asmat merupakan bagian
dari menghormati nenek moyang. Mereka percaya ukiran yang dibuat oleh
suku Asmat adalah penyambung antara kehidupan masa kini dengan leluhur.
Ada tiga konsep dunia yang dipercayai oleh masyarakat Asmat yaitu: amat
ow capinmi (alam sekarang), Dampu Ow campinmi (alam pesinggahan roh yang
sudah meninggal), Safar (surga).
0 komentar:
Posting Komentar