Dalam
masyarakat Jawa, sistem kekerabatan didasarkan pada garis keturunan
bilateral (diperhitungkan dari dua belah pihak, ibu dan ayah). Dengan
prinsip bilateral atau parental ini, seorang Jawa berhubungan sama
luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan juga ayah. Kekerabatan yang
relatif solid biasnya terjalin dalam keturunan satu nenek moyang hingga
generasi ketiga. Namun demikian, kualitas hubungan keluarga inti (nuclear family) dan keluarga luas (extended family) berbeda-berda antara satu lingkaran keluarga dengan yang lainnya, bergantung pada kondisi masing-masing keluarga.
Hari
ini, dibanding warga yang bermukim di perkotaan, masyarakat desa
relatif lebih baik dalam menjaga nilai-nilai kekerabatan dalam keluarga.
Walaupun tidak terlepas dari imbas perubahan zaman, setidaknya, tradisi
kerjasama dalam keluarga besar masih terasa dalam perayaan ritual adat,
seperti pernikahan, kematian, pembangunan rumah, dan lainnya.
Dalam
perayaan pernikahan, misalnya, anggota keluarga besar umumnya turut
membantu kelancaran acara, terutama berhimpun dalam dapur umum untuk
mempersiapkan berbagai hidangan pesta bagi kaum wanita, dan menata
dekorasi tempat pernikahan bagi kaum pria. Sebaliknya, kerabat yang
punya hajat akan membekali mereka dengan sejumlah makanan sepulangnya
mereka.
Selain
pernikahan, ritual berkabung atas kematian kerabat pun biasanya menjadi
ajang untuk berkumpul di tempat kerabat yang berkabung tersebut, dari
mulai hari kejadian, hari ke-7, hari ke-40, hari ke-100, hingga tiga
tahun setelah kematian. Sebagai tanda terimakasih, kerabat dan juga para
tetangga yang datang berpartisipasi akan dibekali makanan yang biasa
disebut berkat.
Di samping pernikahan dan kematian, ritual lain yang biasanya mengundang solidaritas kerabat adalah membangun rumah (puput
rumah), sunatan, lebaran, dan masih banyak yang lainnya. Pada hari-hari
tersebut, terlihat kebersamaan dan kerjasama dalam lingkaran keluarga
besar.
Namun
demikian, seperti sempat disinggung sebelumnya, nilai-nilai kekerabatan
dalam keluarga, khususnya keluarga besar, semakin mengalami degradasi.
Beberapa hal yang melatarbelakangi kondisi tersebut adalah:
- Jarak tempat tinggal antar satu anggota lain yang terlalu jauh,
- Lingkungan sekitar masing-masing keluarga inti yang telah banyak mempengaruhi cara hidup anggotanya, terutama yang berdomisili di luar lingkungan Jawa,
- Adanya pengaruh media massa dalam merepresentasikan kehidupan keluarga,
- Adanya pengaruh kepercayaan religi (agama) sehingga sedikit menggeser nilai kepercayaan Jawa.
0 komentar:
Posting Komentar