Orang
Biak, terutama yang tinggal di pedesaan, hidup terutama dari berladang
dan menangkap ikan. Jenis matapencaharian hidup yang disebut pertama,
berladang, dilakukan oleh sebagian besar penduduk, sedangkan
matapencaharian yang kedua, menangkap ikan, dilakukan terutama oleh
penduduk yang bertempat tinggal di Kepulauan Padaido, Biak Timur dan di
Desa Rayori (Sowek), Supiori Selatan.
Teknik
berladang yang digunakan ialah berpindah-pindah. Suatu bidang tanah
yang hendak dijadikan ladang pertama-tama dibersihkan dari semak-semak
dan pohon-pohon kecil di dalamnya kemudian ditanami, biasanya dengan
talas dan keladi. Apabila kebun sudah siap ditanami, maka segera
pohon-pohon besar itu ditebang.
Setelah
itu dahan-dahan dari pohon-pohon besar yang sudah rubuh itu
dipotong-potong dan diratakan tersebar dalm kebun. Batang pohon, dahan
dan daun dibiarkan membusuk menjadi kompos penyubur bagi tanaman yang
sudah ditanami itu.
Jenis-jenis
tanaman lain berupa buah-buahan misalnya pepaya, pisang dan sayur-sayur
ditanam kemudian, dicelah-celah tanaman pokok. Pekerjaan berikut
adalah membuat pagar keliling. Fungsinya utama dari pagar ialah untuk
mencegah babi hutan yang merupakan hama utama bagi petani-petani di
daerah ini.
Hasil
suatu kebun dipanen setelah kurang lebih 8 bulan sejak ditanami.
Sesudah panen pertama kebun masih digunakan lagi sekali, sesudah itu
ditinggalkan dan pindah untuk membuka kebun baru di lahan lain.
Pembukaan kebun baru dengan melakukan pekerjaan yang sama menurut
tahap-tahap tersebut di atas terjadi tidak lama sesudah hasil pada kebun
pertama dipanen.
Setelah
kurang lebih 10 tahun, lahan yang telah digunakan pertama itu dibuka
lagi. Karena telah ditinggalkan sekian lama, maka secara alamiah
kesuburan tanah pulih kembali sehingga dapat memberikan hasil yang cukup
baik seperti halnya pada penggunaan pertama.
Pada
umumnya penduduk yang melakukan pekerjaan berladang sebagai pekerjaan
pokok, juga melakukan penangkapan ikan sebagai mata pencaharian
tambahan. Hal ini terjadi karena belum ada pembagian kerja yang bersifat
spesialisasi. Seperti halnya di daerah Papua lainnya, di daerah
Biak-Numfor, terutama di daerah pedesaan, tiap keluarga inti berfungsi
unit produksi yang menghasilkan semua kebutuhan pokok bagi kehidupan
angngota keluarganya sendiri, tidak tergantung pada keluarga lain.
Hasil
yang diperoleh dari berladang dipakai terutama untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sendiri, jika ada kelebihan, maka dibagikan kepada anggota
keluarga yang lain (di waktu lalu) atau di jual ke pasar (di waktu
sekarang). Tetapi kebanyakan orang Biak masih menggunakan sistem barter
atau tukar menukar hasil dari bercocok tanam/berladang.
0 komentar:
Posting Komentar