Minggu, 14 Desember 2014

Surau Gadang Syekh Burhanuddin Ulakan

Surau Gadang Burhanuddin2_1373874941.jpg
Selain masjid, Syekh Burhanuddin juga mendirikan banyak surau pada masa dakwahnya. Surau Syekh Burhanuddin atau yang dikenal dengan nama Surau Gadang Syekh Burhanuddin terletak di Dusun Tanjung Medan, Desa Sandi Mulia, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Letak surau ini berada dalam satu kecamatan dengan Masjid Syekh Burhanuddin, akan tetapi berbeda desa.
Setelah belajar selama 23 tahun kepada Teungku Syiah Kuala, pada bulan Safar 1066 H Syeikh Burhanuddin kembali ke kampung halaman dan mendirikan surau ini. Beliau berhasil mengembangkan islam di kalangan msyarakat Sumatera bagian tengah dan lebih besar lagi pengaruhnya di daerah pedalaman. Karena menganut paham Syatariah, Surau Syeikh Burhanuddin dikenal sebagai pusat Thareqat Syatarriah. Diantara ulama yang belajar di surau ini adalah Tuanku Koto di Nagari Ampat Angkat Luhak Agam yang merupakan guru dari Tuanku Imam Bonjol.
Bangunan surau berdenah persegi terbuat dari kayu dan memiliki kolong setinggi 1,2 meter. Atap surau berbentuk tumpang tiga dari bahan seng, dimana atap ketiga berbentuk gonjong. Untuk memasuki surau, terdapat pintu utama di arah timur, melalui tiga anak tangga dari beton. Pintu memiliki dua buah daun pintu yang masing-masing lebarnya 1,4 meter dan tingginya 2 meter. Lantai dan dinding utama surau terbuat dari papan kayu yang telah beberapa kali mengalami pergantian. Begitupula tiang utama bangunan yang berjumlah 16 buah dan tiang pendukung sejumlah 26 buah, semuanya terbuat dari kayu. Tiang berdiri di atas umpak batu dengan bentuk sangat sederhana. Karena belum pernah diganti, keadaan tiang sudah mulai keropos dan memprihatinkan.
Surau memiliki 16 buah jendela, yakni lima di sebelah utara, dua di sebelah barat, lima di sebelah selatan, dan empat buah di sebelah timur. Plafon di bagian pinggir ruangan terbuat dari papan kayu, sedangkan di tengah ruangan terbuat dari anyaman daun kelapa yang berfungsi sebagai penampung kotoran burung. Di bagian dalam surau, tepatnya di sisi barat terdapat mihrab surau yang menjorok keluar. Mihrab berdenah persegi panjang dan memiliki tiga buah jendela di sisi barat. Kemudian pada sisi utara dan selatan disekat membentuk kamar, masing-masing berukuran 1,75 x 1,75 meter, dan memiliki sebuah pintu yang mengarah ke ruang mihrab.
Terdapat beberapa bangunan baru yang mengelilingi Surau Gadang Syekh Burhanuddin. Bangunan baru tersebut yakni bangunan adat atau aula berbentuk persegi panjang dengan atap gonjong lima dari bahan seng terletak di halaman depan. Hal ini menggambarkan bahwa ulama berada di belakang memberi dorongan kepada adat atau masyarakat yang di depan dalam menghadapi kemungkaran atau musuh. Bangunan lainnya diantaranya adalah surau baru dengan bangunan dua lantai, bangunan madrasah, masjid di sebelah utara, dan madarasah serta kamar mandi di sebelah barat. Adapun di sebelah selatan terdapat rumah pengurus surau dan Panti Asuhan Lanjut Usia Tanjung Medan. Pemugaran surau pernah dilakukan pada tahun 1980/1981, yakni pembongkaran rangka atap, dinding mihrab, jendela, dan pintu, serta pemasangan kembali dengan bahan yang baru untuk komponen yang sudah keropos kecuali tiang bangunan.

0 komentar:

Posting Komentar