Minggu, 14 Desember 2014

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Palembang

masjid agung palembang1_1374648171.jpg
Masjid yang juga dikenal sebagai Masjid Agung Palembang berada di pusat Kota Palembang, yakni di persimpangan Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman. Secara administratif terletak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan. Masjid dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikaramo (SMB I) dan masuk ke dalam kawasan kompleks Kesultanan Palembang Darussalam. Pembangunan masjid berlangsung selama 10 tahun dengan luas 1080 meter persegi tanpa menara. Menara masjid yang terlihat sekarang merupakan menara yang baru didirikan pada tahun 1970 atas sumbangan Pertamina. Arsitektur masjid merupakan perpaduan gaya Eropa (pada pintu) dan gaya Cina (ujung atap terjurai dengan hiasan simbar). Kepengurusan masjid dikelola oleh Yayasan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin. Pemugaran masjid dilakukan berkali-kali hingga sekarang luasnya mencapai sekitar 15.400 m2.
Masjid Agung Palembang menghadap ke arah selatan yakni ke arah Sungai Musi. Ruang utama masjid berdenah persegi dengan lantai yang dilapisi karpet hijau. Pada dinding sebelah utara, timur, dan selatan masing-masing memiliki sembilan pintu yang terbagi ke dalam tiga kelompok sama rata. Pintu utama berukuran lebih besar terletak di tengah, sedangkan dua lagi terletak di kiri dan kanan. Bagian atas masjid berbentuk lengkungan berlapis menyerupai pelipit. Sedangkan pada dinding barat terdapat enam buah jendela yang terbagi dua bagian dan memiliki dua daun jendela. Bagian atas daun jendela terbuat dari kaca, sedangkan bagian bawah terbuat dari kayu yang dilengkapi teralis kayu. Dalam ruang utama berdiri 16 belas tiang yang terdiri atas 4 tiang soko guru yang berbentuk segi delapan serta dilapisi porselen setinggi satu meter di bagian bawahnya dan 12 tiang penopang atap yang bentuk dan hiasannya sama dengan tiang utama tetapi lebih kecil.
Mihrab yang ada sekarang berukuran lebih kecil daripada yang lama dan terletak di sebelah kiri mihrab lama. Memiliki empat buah tiang bulat berwarna coklat tua dengan hiasan gelang-gelang emas di bagian atas dan bawah, serta sulur-sulur dan daun-daunan berwarna keemasan. Pada puncak mihrab terdapat bentuk simbar. Semua kaligrafi yang ada di mihrab berwarna keemasan. Di dalam mihrab yang lama terdapat lemari dan rak buku untuk menaruh Al-Quran dan buku-buku keagamaan lainnya. Untuk memasuki ruangan tersebut dapat melalui pintu di sisi utara yang bagian depannya memiliki enam buah anak tangga. Ruangan mihrab lama mempunyai atapnya terpisah dari atap masjid dengan bentuk limas bertingkat dua. Pada puncak atapnya terdapat hiasan labu berganda.
Mimbar masjid berada di sebelah utara dengan enam buah anak tangga dari batu di depannya. Tangga memiliki pipi tangga berhiaskan kotak-kotak dengan lubang kecil di tengahnya. Di dalamnya terdapat dua buah tiang persegi empat berwarna coklat dengan hiasan bunga dan sulur. Bagian atas tiang berbentuk melengkung dan berhiaskan simbar yang distilir dengan bunga dan sulur-sulur serta diapit oleh dua buah bulatan. Pada mimbar bagian atas terdapat pula tiang berbentuk persegi yang menopang puncak mihrab dan bagian atas tiang berbentuk pelipit padma. Bagian atas tiang kiri dan kanan dihubungkan dengan lengkungan setengah lingkaran dan penuh dengan hiasan bunga berderet. Puncak mimbar berupa tiang besi dengan dua buah bendera hijau bertuliskan kaligrafi. Atap Masjid Agung Palembang berbentuk tumpang bertingkat tiga, dimana bagian teratas berbentuk limas dengan hiasan jural. Mustaka masjid berbentuk kuncup bunga sebagai pengaruh dari Cina. Masjid juga memiliki empat ruang tambahan.
Ruang berbentuk huruf ‘U’ berjarak 6,5 meter dari dinding utara dan selatan ruang utama, sedangkan dari dinding timur 9 meter. Pintu masuk utama berada di dinding sebelah timur. Pada bagian tengahnya terdapat tiga buah pintu. Pintu tengah berbentuk persegi panjang dan terdiri dari dua daun pintu dengan ukiran sulur-sulur dan bunga. Selain ketiga pintu tersebut ada lagi sebuah pintu dengan dua daun pintu tanpa ukiran, berukuran sama seperti pintu lainnya. Dinding utara dan selatan juga memiliki pintu, masing-masing dua buah dengan dua daun pintu. Sedangkan jendela berjumlah sama di sisi timur, utara, dan selatan. Jendela berjumlah enam buah di setiap sisi, berdaun dua, dan terbagi ke dalam dua bagian. Jendela tersebut dilengkapi teralis kayu berhiaskan bulatan-bulatan. Atap ruang pertama tidak menyatu dengan ruang utama dengan bentuk seperti rumah biasa berhiaskan jurai pada sisi atasnya. Ujung-ujung atap tersebut hiasannya berupa candi kecil dengan pelipit rata, padma, ratna, kumuda, dan puncaknya seperti kuncup bunga.
Ruang kedua juga memiliki bentuk yang sama dengan ruang pertama dan merupakan ruangan pertama yang ditemui saat memasuki masjid. Lantai terbuat dari ubin teraso dan dikelilingi dinding dengan 10 pintu berteralis dan jendela. Teralis terbagi dua bagian, dimana bagian atas melengkung dengan hiasan tulisan Arab “Allah”, sedangkan bagian bawah berupa garis lurus berhiaskan silang (kali) sebanyak enam deret. Ruangan kedua memiliki banyak tiang yang terbagi ke dalam tiga jenis. Tiang I berbentuk bulat polos berwarna kuning gading berjumlah 32 buah, dimana dasarnya berbentuk bujur sangkar dengan pelipit dan bagian atasnya juga berpelipit. Tiang II berjumlah 26 buah dengan dasar (umpak) tiang berbentuk segi empat dan tingginya 80 cm dari porselin putih. Tiang III berjumlah 34 tiang, dimana bagian dasarnya bulat dengan garis tengah 75 cm dan tebalnya 13 cm. Keseluruhan tiang tersebut berderet dari barat-timur lalu membelok ke utara sepanjang sisi selatan dan akhirnya ke ujung timur ruangan. Fungsi tiang tersebut sebagai penyangga sekaligus memperindah dinding.
Ruang kedua ini merupakan bangunan tingkat dua dan dihubungkan dengan tangga di sudut tenggara dan timur laut. Lantai atas merupakan bangunan tambahan karena bertambah jumlah jemaahnya. Fungsinya sebagai tempat shalat kaum wanita dan pengajian. Pintu ruangan berbentuk persegi panjang dengan bagian atas melengkung, sedangkan di atasnya meruncing. Pintu terdiri dari dua daun pintu yang terbuat dari kaca dengan pinggiran kayu. Pada dinding ruangan terdapat tiang semu, sedangkan di dalam ruangan terdapat empat tiang yang terletak dekat tangga. Di luar lantai dalam terdapat selasar, atapnya berbentuk rata dan terbuka terbuat dari semen.
Ruang tambahan ketiga berada di sisi timur masjid dan merupakan bangunan yang baru dibangun pada tahun 1970. Ruangan ini mempunyai tiga buah pintu dan jendela tanpa daun jendela yang hanya ditutup dengan teralis bertuliskan Allah dan Muhammad. Ruangan ini hanya dibuka pada saat shalat Jum’at atau shalat Ied. Ruangan tambahan terakhir merupakan ruangan terbuka dengan teralis sebagai dindingnya. Pada bagian atasnya terdapat dinding berhiaskan motif bujur sangkar berderet dan kelopak bunga di atas bujur sangkar tersebut. Dalam ruangan terdapat menara baru dengan pintu masuk menara di sisi timur ruangan.
Bangunan lain sebagai pelengkap masjid adalah menara yang terdiri dari menara lama dan baru. Menara lama sudah tidak berfungsi lagi karena telah banyak bagian yang rusak. Menara lama bertingkat tiga dengan selasar di bagian luar. Pintu masuk berbentuk segi empat berdaun pintu dua dan bagian atasnya melengkung. Di atas pintu terdapat hiasan lengkung bertuliskan huruf Arab dua baris berwarna emas dan hijau. Pintu masuk selasar lebih kecil dari pintu bawah dan diapit oleh pilaster dengan pelipit rata dan pelipit miring. Untuk naik ke menara dipergunakan tangga dengan anak tangga sebanyak 80 buah dari besi, tetapi telah rusak. Pada tingkat tiga terdapat lubang angin di sisi timur dan di atasnya terdapat ruangan yang agak terbuka. Sedangkan Menara baru terletak di tenggara masjid dengan tinggi ± 20 meter terdiri dari lima tingkat. Bentuknya bulat langsing dan luarnya persegi dengan lubang angin di kedua sisinya. Pada setiap tingkat terdapat selasar yang dikelilingi pagar tembok berhiaskan lubang berbentuk wajik dan di bawahnya berhiaskan tumpal. Pintu menara berada di sisi tenggara dengan 130 anak tangga melingkar. Puncak menara baru berbentuk runcing dengan hiasan jurai.

0 komentar:

Posting Komentar