Minggu, 14 Desember 2014

Masjid Kebon Jeruk – Jakarta Barat

masjid kebon jeruk7_1374045120.jpg
Masjid Kebon Jeruk jika dilihat secara administratif terletak di Jalan Hayam Wuruk No. 85, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Tamansari, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Masjid ini berbatasan dengan perkantoran di sebelah utara, Jalan Kebon Jeruk dan pertokoan disebelah selatan, di sebelah timur merupakan perumahan penduduk dan sebelah barat merupakan Jalan Hayam Wuruk.
 
Suasana di dalam Masjid Kebon Jeruk (foto via mesjidjamikebonjeruk.blogspot)
Masjid Kebon Jeruk merupakan masjid pertama di kawasan perdagangan glodok dan sekitarnya. Pada tahun 1786 M Chau Tsien Hwu, salah seorang pendatang dari Sin Kiang, Tiongkok mendirikan Masjid Kebon Jeruk. Mereka merupakan Cina Muslim yang dating ke Jawa karena ditindas oleh pemerintah setempat. Setelah sampai di Jakarta dia menemukan sebuah surau yang tiangnya telah rusak serta tidak terpelihara lagi. Kemudian tempat tersebut didirikanlah sebuah masjid dan diberi nama Masjid Kebon Jeruk. Alasan diberinya nama Masjid Kebon Jeruk, menurut petugas Masjid Kebon Jeruk, Abdul Salam, karena memang pada waktu itu di daerah ini ditumbuhi banyak pohon jeruk. Masjid tersebut pernah mendapat sertifikat penghargaan sadar pemugaran pada tahun 1993. Selain itu masjid Kebon Jeruk telah ditetapkan sebagai bangunan bersejaran dengan Surat Keputusan Gubernur DKI No. Gb. II/I/72 tertanggal 10 Januari 1972.
Masjid Kebon Jeruk telah mengalami empat kali pemugaran :
  1. Tahun 1950 masjid diperluas pada semua sisinya. Sisi barat diperluas sampai batas pagar Jalan Hayam Wuruk.
  2. Pada tahun 1874 masjid dipugar kembali dengan dana bantuan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 1983/1984 - 1985/1986.
  3. Pada tahun 1998 Masjid Kebon Jeruk dipugar kembali untuk yang keempat kalinya oleh Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.

 
Masjid Kebon Jeruk sebelum di pugar (foto via palangiran.blogspot)
Deskripsi Bangunan
Arah hadap Masjid Kebon Jeruk adalah sebelah barat. Bangunan dikelilingi pagar tembok pada bagian utara dan timur, sedangkan pada sisi barat dan selatan pagar dari besi yang berukuran panjang 27 m dan tingginya 1,80 m. Letak pintu gerbang di sebelah selatan.
 
Kedua atap Masjid Kebon Jeruk menunjukkan pengaruh gaya arsitektur Belanda, Cina dan juga Jawa (foto via thearoengbinangproject)
Ruang utama Masjid Kebon Jeruk berukuran 10 x 10 m. Lantai dari ubin dengan denah persegi empat. Pada setiap sisi utara, selatan dan timur terdapat tiga buah pintu dengan bentuk serta ukuran yang sama. Pada dinding timur terdapat tiga pintu masuk utama. Dua buah pintu di ujung kiri-kanan serta bagian atasnya melengkung setengah lingkaran dengan kusen berwarna hijau. Hiasan pada pintu timur berupa salur-salur yang keluar pada periuk. Pintu bagian tengah terdapat lubang angin yang dihiasi pohon hayat dengan dikelilingi bunga dan daun-daunan berwarna kuning emas. Selain itu terdapat pula hiasan kelopak bunga yang tumbuh dari lengkungan di pintu pengapit (kiri-kanan).
 
Ruang Tengah Masjid Kebon Jeruk (foto via thearoengbinangproject)
Pada dinding utara dan selatan terdapat pintu yang bentuknya lengkung setengah lingkaran dan lubang angin di bagian tengah. Dalam ruangan utama terdapat tiang dan mihrab. Tiang yang terdapat dalam ruangan sepuluh buah. Tiang tersebut menyatu dengan dinding, seakan-akan seperti tiang semu. Tiang berdiri di atas susunan pelipit miring dan bidang kosong persegi empat panjang. Badan tiang dihiasi dengan galur-galur sebanyak enam buah pada setiap tiang. Bagian atas tiang terdiri dari pelipit kumuda, rata, penyangga, dan miring.
Mihrab masjid berukuran 2 x 1,5 m dengan dinding tembok. Di sebelah tangga masjid terdapat ruangan tempat pengurus masjid berbentuk persegi empat dan di dalam terdapat tangga untuk naik ke tingkat atas. Tangga terdiri atas 21 anak tangga. Pada ruangan ini terdapat lemari untuk menyimpan buku-buku dan surat-surat.
Bagian atas masjid terdapat bangunan berukuran 11,50 x 6 x 2,5 m, dipergunakan untuk tempat tinggal orang-orang yang belajar mengaji. Lantai dari ubin dan dinding tembok. Pada dinding terdapat pintu di sisi selatan dan timur masing-masing dengan satu daun pintu. Pada kedua dinding ini juga terdapat jendela nako.
Bangunan ini berada di bagian timur. Bangunan lain dalam lingkungan masjid Kebon Jeruk adalah menara masjid dan tempat wudhu berukuran 11 x 2,5 x 3 m yang terdapat di bagian timur laut masjid dan terbuat dari batu bata. Menara masjid ada dua buah, yang lama terbuat dari kaca dengan teralis kayu. Pada sudut dan tengahnya terdapat hiasan. Puncak menara berbentuk persegi empat dengan hiasan bulan dan bintang di dalamnya. Pada masing-masing sudutr yang berbentuk persegi empat terdapat hiasan seperti lengkungan dan pelipit genta yang semakin keatas semakin mengecil, di atasnya terdapat lagi pelipit genta dari kecil dan membesar (kebalikan dari  pelipit bawah) kemudian mengecil kembali.
 
Puncak dari menara Masjid Kebon Jeruk (foto via maesjidjamikebonjeruk.blogspot)
Di atas pelipit genta terdapat hiasan bulat seperti bola dengan puncak seperti tiang. Menara yang baru terletak di depan menara lama berbentuk segi delapan. Pada dinding terdapat jendela berbentuk lengkungan. Atapnya berbentuk limasan dari genteng. Pada bagian timur di luar bangunan terdapat tangga dari beton yang menempel pada dinding timur masjid. Sedangkan tangga untuk naik ke lantai dua terdapat di luar.
Di halaman timur masjid terdapat makam dengan nisan bertuliskan nama Fatimah Hwu (istri dari Chu Tsien Hwu, pemdiri masjid). Nisan ini berbentuk kepala naga dengan tulisan huruf Cina dan petanggalan Aran (1792). Nisan tersebut merupakan suatu keunikan dari masjid Kebon Jeruk
 
Makam Fatimah Hwu

0 komentar:

Posting Komentar