Minggu, 14 Desember 2014

Masjid al-Anwar, Markas Perjuangan

masjid al anwar2_1374655454.jpg
Secara administratif masjid terletak di Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, Lampung. Semula masjid berupa surau kecil yang dibangun pada tahun 1839 oleh seorang ulama Bugis dari Bone bernama Puang Haji Muhammad Soleh bin Karaeng beserta rekan-rekannya. Mereka datang ke Lampung untuk menghindari kejaran penjajah Belanda pada saat itu. Surau dibangun dalam bentuk sederhana, menggunakan tiang bambu, atap daun rumbia, dan dinding dari jalinan bilah rotan serta bambu.
Saat Gunung Krakatau meletus tahun 1883, surau mengalami kerusakan. Kemudian pada tahun 1888 dilakukan pemugaran surau menjadi masjid permanen oleh Daeng Sawijaya bersama para saudagar dari Palembang, Banten, Bugis, dan Lampung. Pemugaran masjid pertama kali dilakukan pada tahun 1962 berupa perluasan bangunan induk pada bagian kiri, kanan, dan belakangnya. Selain itu juga dilakukan perubahan tempat wudhu dari bak menjadi keran juga pemberian penutup mimbar. Bangunan baru ini tidak mengikuti bentuk awalnya, sehingga nampak seperti bangunan modern.
Di dalam ruang utama berdiri enam tiang beton melambangkan jumlah rukun iman. Pada dinding sebelah barat dapat dua buah mihrab dengan lengkungan berbentuk ‘U’ terbalik. Mihrab di sisi kiri berfungsi sebagai tempat imam, sedangkan di sisi kanan berfungsi sebagai mimbar. Di setiap sisi kiri dan kanan dinding terdapat dua pintu masuk. Sedangkan di sisi timur memiliki tiga buah pintu. Bagian atas pintu berteralis kayu membentuk hiasan matahari terbit. Hiasan ini bertujuan agar al-Anwar dapat menjadi sumber cahaya kehidupan sebagaimana namanya yang berarti bercahaya. Atap masjid berbentuk kubah dengan hiasan bulan sabit pada bagian puncaknya. Di Halaman masjid juga terdapat menara dan meriam peninggalan zaman Belanda. Masjid al-Anwar juga menyimpan ratusan buku ajaran agama islam yang berusia 150 tahun. Selain sebagai tempat ibadah dan mempelajari agama islam, masjid al-Anwar juga pernah menjadi tempat sekaligus saksi perjuangan masyarakat dalam melawan penjajah.

0 komentar:

Posting Komentar