Kamis, 04 Desember 2014

Sebuah Rumah Untuk Jiwa Kita

Ketika kita membangun sebuah rumah,dari awal kita sudah memikirkannya dengan baik. Dimana kita akan membangunnya, apa saja bahan-bahan material yang digunakan dan berapa lama pembangunannya. Dari mulai membangun kita mengawasinya, memberi masukan dan saran sehingga akhirnya rumah tersebut selesai. Di saat rumahnya selesai, kita akan bahagia untuk tinggal di dalamnya.


Bila untuk rumah di luar kita begitu detailnya merencanakan, membangun dan mengawasi, bagaimana dengan rumah yang ada di dalam diri kita?. Sebuah rumah yang merupakan tempat tinggal dari jiwa kita, rumah dari mental dan pikiran kita. Dari rumah inilah sumber dari segala sumber, penyebab dari segala peristiwa dan kejadian, rumah yang merupakan sumber dari segala sumber terjadinya segala sesuatu dalam kehidupan kita.


Rumah untuk jiwa kita ini merupakan blue print dari kehidupan kita baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan. Di dalamnya terdapat ketenangan serta kedamaian hati sebagai penyejuk dan kebaikan hati sebagai pengharumnya. Di dalam rumah inilah masa depan kehidupan kita dirancang. Segala ucapan, pikiran dan perbuatan kita masuk ke dalam rumah ini. Pikiran yang baik, pikiran yang memberikan input kejujuran, semangat memberi, pikiran-pikiran mulia, keberanian menghadapi rasa takut dan khawatir, kekuatan harapan dan keyakinan akan menciptakan suatu skenario kebaikan untuk dimunculkan dalam kehidupan keseharian kita. Begitu juga sebaliknya input rasa marah, iri, putus asa bukannya akan akan mengatasi masalah malah akan semakin mengundang banyak masalah.




Ibaratnya rumah untuk jiwa kita ini merupakan tempat tinggal seorang arsitek kehidupan. Jika ada rasa marah, iri dan kecewa seperti rumah berantakan yang penuh dengan sampah, tikus dan kecoa. Sang Arsitek tidak dapat mencapai potensi terbaiknya. Namun bila rumahnya senantiasa dijaga agar tetap bersih dengan cara menjaga setiap pikiran yang muncul dari dalam diri, senantiasa menyempatkan diri untuk menyapu dan membersihkannya dengan doa, zikir, meditasi, memberikan pengharum kebaikan hati, memasang penyejuk ruangan berupa ketenangan dan kedamaian hati, maka Sang Arsitek dapat bekerja dengan tenang.


Di dalam rumah yang bersih, sejuk dan damai, Sang Arsitek dapat menggunakan segenap kekuatan tidak terbatas  yang ada di dalam dirinya dengan sepenuh hati untuk menciptakan suatu mahakarya terindah di dalam hidup kita.

0 komentar:

Posting Komentar