Benteng Fort Rotterdam
merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap
megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette
pernah menggambarkan benteng ini sebagai “the best preserved Dutch fort
in Asia”. Pada awalnya benteng ini disebut Benteng Jumpandang (Ujung
Pandang).
Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545
oleh raja Gowa ke X yakni Tunipallangga Ulaweng. Bentuknya yang unik
layaknya seekor penyu membuat benteng ini populer dengan sebutan Benteng
Panyyua oleh masyarakat setempat. Bahan baku awal benteng adalah tembok
batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering.
Bangunan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja dan
keluarga menetap didalamnya. Ketika berpidnah pada masa raja Gowa ke
XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang berwarna hitam
keras.
Fort Rotterdam pada tahun 1924 (foto via wikipedia)
Saat Belanda datang ke tanah Makassar,
pecahlah perang antara Sultan Hasanuddin yang ada di dalam benteng
dengan penguasa Belanda, Cornelis Speelman pada tahun 1666. Selama
setahun, Benteng Ujung Pandang digempur Belanda hingga akhirnya pasukan
Sultan Hasanuddin kalah dan harus menyerahkan benteng kepada Belanda.
Pada masa Kolonial Belanda, Benteng
Ujung Pandang dibangun kembali dan ditata sesuai dengan arsitektur
Belanda. Sejak saat itu, nama benteng pun berubah menjadi Fort Rotterdam
yang tidak lain merupakan daerah kelahiran Cornelis Speelman di
Belanda. Pada masa ini, benteng dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan
penampungan rempah-rempah Belanda di Indonesia
Fort Rotterdam pada tahun 2010 (foto via wikipedia)
Salah satu obyek wisata yang terkenal di
Fort Rotterdam adalah ruang tahanan sempit Pangeran Diponegoro saat
dibuang oleh Belanda sejak tertangkap ditanah Jawa. Perang Diponegoro yg
berkobar diantara tahun 1825-1830 berakhir dengan dijebaknya Pangeran
Diponegoro oleh Belanda saat mengikuti perundingan damai. Diponegoro
kemudian ditangkap dan dibuang ke Menado, lantas tahun 1834 ia
dipindahkan ke Fort Rotterdam. Dia seorang diri ditempatkan didalam
sebuah sel penjara yang berdinding melengkung dan amat kokoh.
Benteng Ujung Pandang memang memiliki
keunikan tersendiri. Sebagai bangunan sejarah, benteng ini merupakan
bukti nyata kisah panjang masa kolonialisme yang pernah ada di bumi
nusantara. Selain itu, benteng ini juga menjadi saksi bisu sejarah
panjang kota Makassar.
0 komentar:
Posting Komentar