Istana Tun Sri Lanang (Rumoh Krueng)
Istana
Tun Sri Lanang atau yang dikenal dengan nama Rumoh Krueng adalah sebuah
bangunan tempat tinggal Tun Sri Lanang tahun 1613-1659. Yang terletak
di Mukim Kuta Blang Kecamatan Samalanga. Istana Tun Sri Lanang terbuat
dari kayu beratap rumbia yang menghadap ke arah selatan dengan denah
persegi panjang yang berukuran 18 x 12,17 meter. Istana ini memilki
bentuk atau ciri khas bangunan tradisional Aceh : berbentuk rumah
panggung, mempunyai atap tampung lima, memunyai dua serambi atau seramoe
keue dan seramo likoet yang berfungsi seramoe keue (serambi depan)
untuk tempat bertamu kaum laki-laki dan seramoe likoet atau serambi
belakang untuk tamu-tamu kaum perempuan. Kemudian pada bagian tengah ada
kamar tidur dalam bahasa Aceh disebut Juree. Secara umum bangunan atau
Istana Tun Sri lanang ini didominasi oleh warna putih dengn pemakaian
warna hijau sebagai penegasan bentuk elemen bangunan. Sumber Laporan Pendataan Kab. Bireun Prov. Aceh Balai Pelestarian Peninggalan Purabakala Aceh dan Sumatera Utara. tnh 2011
B. Tun Seri Lanang Membangun Samalanga.
Salah
satu wilayah yang mengalami kekosongan penduduk adalah Samalanga dan
pada awalnya samalanga merupakan wilayah taklukan Aceh Darussalam. Untuk
mengisi kekosongan wilayah ini Sultan Iskandar Muda membawa orang-orang
dari Johor dan Pahang termasuk sebahagian pembesarnya ke kawasan ini.
Seperti dicatat oleh W. Lenahan dalam History of Pahang :
“ The
Whole territory of Aceh was almost depopulated by war. The king
endeavoured to repeople the country by his conquests. Having ravaged the
king doms of johore. Pahang, kedah, perak, Deli, transported the
inhabitants from those place to Aceh he number of twenty-two thousand
person”
Selain mendiami kawasan yang ada mareka juga memperluas wilayah samalanga dengan membersihkan hutan secara bergotong royong.
Untuk
kebutuhan pangan penduduk bercocok tanam Tun Seri lanang juga bercocok
tanam dan hasilnya di bagi-bagikan kepada yang membutuhkan,dari ke hari
keadaan ekonomi samalanga semakin membaik dan pentanian, nelayan
semakin maju. Tun Seri lanang menjadi pelopor pembuatan perahu untuk
kebutuhan mencari nafkah di laut dan juga sarana transportasi. Pada masa
itu samalanga belum masuk dalam target penjajahan portugis karena
wilayahnya yang agak masuk kedalam sehingga hasil bumipun selamat dari
ancaman penjajah, wilayah samalanga diberikan kekuasaan yang otonom
kepada Tun Sri Lanang oleh Sultan Iskandar Muda bebas mendirikan
fasilitas ibadah dan pendidikan sebagai Raja Samalanga di bawah naungan
Aceh Darussalam Tun Sri Lanang tetap menjaga hubungan dengan
pemerintahan pusat di Kuta Raja. Tun Sri Lanang sangat setia kepada
Sultan Iskandar Muda dan Putri Pahang (Putro Phang).
Orang
Melayu Nusantara terutama yang bergelut di bidang sastra pasti mengenal
tokoh ini sebagai budayawan lewat bukunya Sulalatus Salatin atau lebih
popular dengan sejarah melayu Tun Sri Lanang menunjukkan kepiawaian
bidang sastra, sejarah, dan agama Islam.
Hasil
Penelitian seorang Profesor Liguistik Universitas Malaya Asma Hj
Omar menunjukkan bahwa belio menguasai ilmu adat-istiadat, peraturan
pemerintahan, dan menguasai ilmu agama islam yang mendalam.
0 komentar:
Posting Komentar