Tidak
ada orang yang dapat mengajarkan cara atau metode mengamati diri Anda.
Tidak ada seorang pun dapat membantu Anda. Ketika Anda menemukan suatu
teknik untuk mengamati diri Anda, berarti Anda sudah diprogram lagi.
Tetapi, mengamati diri – meneliti diri – sangat penting.
Mengamati
diri tidak sama dengan “sibuk dengan diri sendiri.” Mengamati diri
berarti meneliti segala sesuatu yang terjadi di dalam diri Anda dan
sekeliling Anda seluas mungkin. Amatilah seakan-akan hal itu terjadi
pada orang lain. Anda tidak melibatkan diri dengan kejadian yang terjadi
pada diri Anda. Pandanglah kejadian-kejadian itu seakan-akan Anda tidak
punya hubungan dengan kejadian-kejadian itu.
Hal
yang membuat Anda menderita karena perasaan tertekan dan perasaan cemas
adalah karena Anda mengidentifikasikan diri dengan perasaan tersebut.
Anda mengatakan, “Saya tertekan.” Tetapi sesungguhnya Anda tidak
tertekan. Lebih tepat mengatakan, “Saat ini saya mengalami perasaan
tertekan.” Anda tidak identik dengan perasaan tertekan yang sedang Anda
alami. Itu merupakan pemikiran yang semu, semacam ilusi.
Bila
kita ingin memakai perumpamaan awan, maka Anda adalah langit yang
mengamati awan-awan. Anda menjadi pengamat yang pasif, berjarak. Amati!
Perhatikan dengan teliti!
Yang
jadi masalah bagi orang-orang adalah mereka sibuk membereskan berbagai
hal yang tidak mereka mengerti. Tidak pernah kita sadari bahwa hal-hal
itu tidak perlu dibereskan. Berbagai hal itu perlu dipahami. Bila Anda
memahami berbagai hal itu, maka hal-hal itu akan berubah. Itulah pencerahan.
0 komentar:
Posting Komentar