
KELENTENG KUNO DI WILAYAH JAWA BARAT

Kelenteng Hok Keng Tong disebut juga Vihara Dharma Sukha terletak
di lingkungan Pasar Kue Weru dan pemukiman penduduk, termasuk dalam
wilayah Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Provinsi
Jawa Barat. Bangunan kelenteng ini menghadap ke jalanan dan pasar.
Bangunan berdiri di atas lahan seluas 760 m2.
Pintu masuknya di sebelah selatan. Secara keseluruhan bangunan
kelenteng dikelilingi pagar tembok. Pagar bagian depan di sudut barat
berdiri sebuah gapura.lantai gapura ini terbuat dari keramik 20 x 40 cm.
dindingnya dihiasi dengan panel-panel dan hiasan singa, bunga, vas,
burung, dan hiasan meander. Gapura memiliki sepaang daun pintu dari kayu
berwarna merah. Di bagian luar masing-masing daun pintu diberi gambar
dewa pintu. Atap luar terbuat dari genteng, berbentuk pelana. Bubungan
atap berbentuk ujung meliuk yang dicat warna kuning dan merah dan
dihiasi dengan relief bunga-bungaan.
Bangunan
keenteng mempunyai halaman luas. Di dalam halaman ini berdiri dua
pembakaran kertas berwarna merah dan berpelipit kuning. Bagian atasnya
diberi hiasan bunga warna kuning. Kelenteng mempunyai bangunan utama dan
bangunan tambahan seperti rumah abu, dapur, rumah penjaga, altar Budha,
dan kantor. Semua bangunan tambahan ini terletak di sebelah timur
bangunan utama.bangunan utama mempunyai ruang serambi dan ruang suci
utama. Atap bangunan kelenteng dari genteng hanya memiliki satu bubungan
yang menaungi ruang serambi sampai ruang utama. Bentuk atapnya pelana
dengan ujung-ujungnya melengkung ke atas.

Serambi
Serambi
depan merupakan serambi tambahan, lantainya dari keramik, tidak
memiliki dinding. Tiang pendukung atap berjumlah lima buah, terbuat dari
besi bulat kecil. Langit langitnya dari kayu berwarna putih dan merah
yang berselang-seling. Atap luar merupakan atap tambahan dan menjadi
satu dengan atap serambi dalam. Di serambi depan terdapat meja altar
sebagai tempat abu. Serambi dalam dahulu terbuat dari tanah sekarang
telah diganti dengan keramik ukuran 30 x 30 cm. dindingnya sebagai batas
antara serambi dalam dengan ruang utama.
Tiang-tiang
di ruang ini berjumlah empat buah dari kayu berbentuk segi empat
berwarna merah. Di bagian ata tiang-tiang ini dan pada balok kayu yang
melintang dihiasi dengan salur-saluran. Pada balok yang melintang
tergantung papan nama dengan tulisan Cina serta lampion-lampion. Atap
bagian dalam (langit-langit) terbuat dari kayu dan bercat putih
berseling-seling dengan warna merah. Bentuk langit-langit ini melengkung
didukung oleh tiang empat buah serta kuda-kuda dan balok-balok yang
melintang. Di dalam serambi dalam terdapat meja altar dan diatasnya
diletakkan tempat abu dan dua lilin.
Ruang Utama
Ruang
utama dibatasi dengan dinding-dinding di sisi depan, samping kanan,
samping kiri, dan belakang. Ruang utama hanya memiliki satu ruangan.
Ruangan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ruang bagian depan dan
ruang suci utama. Denah ruang utama empat persegi panjang, lantainya
terbuat dari keramik berukuran 30 x 30 cm.
Dinding
sisi depan terdapat tiga pintu yang masing-masing memiliki dua daun
pintu. Kerangka pintunya terbuat dari kayu dan berwarna merah. Di ambang
pintu tergantung papan dengan tulisan Cina. Daun pintu bagian bawah
berbentuk panel dengan pelipit pintu dan pintu bagian atas kerrawang
yang berfungsi sebagai ventilasi. Hiasan lain pada pintu yaitu bunga,
bentuk belah ketupat, tali, dan sulur-suluran. Dindingnya diberi lapisan
keramik ukuran 20 x 25 cm. dinding bagian atas di samping kanan dan
kiri berbentuk segitiga sebagai pendukung atap. Antara dua dinding ini
melintang kayu-kayu bulat sejumlah delapan buah. Atap bagian dalam dari
kayu dan bagian luar dari genting, berbentuk pelana. Pada bubungan atap
dihiasi dengan bunga, ikan orang (tokoh), burung, kepiting dan labu.
Di
dalam ruang utama bagian depan terdapat dua meja altar. Meja yang depan
terdapat dua tulisan Cina, dua tempat lilin, dan tempat abu dari
kuningan. Meja altar yang lain dibelakangnya diletakkan senjata-senjata,
tempat abu dari bunga, dan dua tempat lilin.
Ruang
utama di bagian belakang yang merupakan ruang suci utama sebagai tempat
patung dewa-dewautama yang terbuat dari kayu, terbagi menjadi tiga
bagian. Patung dewa utama yang diletakkan di ruang tengah yaitu dewa Hok
Tek Ceng Sin (dewa bumi), di sebelah timurnya yaitu dewa Kwan Kwong,
dan di sebelah baratnya yaitu dewa Kwan Im. Di sebelah kanan (sebelah
timur) terdapat bangunan baru terdiri atas ruangan-ruangan.
Urutan-urutan dari depan yaitu rumah abu, dapur, rumah penjaga, altar
Budha, dan kantor.
Menurut
informasi, bangunan ini merupakan pindahan dari arah belakang (utara)
yang berjarak ± 500 m dari tempat sekarang ini. Pindahan ini telah
dilakukan sejak 600 tahun lalu. Pemugaran telah dilaksanakan sejak
dipindahkan kea rah utara (tempat sekarang). Selanjutnya tahun 1989
genting diganti, sedangkan kayu-kayu pendukung atap tidak diganti (masih
asli). Lantainya yang semula dari tanah, diganti menjadi keramik.
Kondisi ini masih terawatt dan dikelola olehy pengurus yayasan.
0 komentar:
Posting Komentar