Setiap
hari di dalam batin kita ada kotoran, entah dalam skala besar atau
kecil, banyak atau sedikit. Kotoran ini tak perlu dibuang, karena upaya
untuk membuang adalah bentuk lain dari kotoran batin. Yang perlu kita
lakukan adalah secara sadar mengamati terus gerak batin kita dari saat
ke saat.
1. Keinginan - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya keruh
Dalam
kehidupan rohani, semua jenis keinginan menjadi rintangan utama
kemajuan rohani. Permukaan kolam yang keruh tidak bisa dipakai untuk
bercermin. Batin yang penuh keinginan mengotori persepsi murni dan
memecah-mecah kesadaran. Batin yang bebas dari keinginan dipenuhi
semangat dan gairah. Kesadaran menjadi tajam dan tidak terpecah-pecah.
2. Rasa tidak senang - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya mendidih
Rasa
tidak senang yang memuncak bisa menjadi rasa benci, muak, marah, dan
seterusnya. Batin yang bebas dari rasa tidak senang seperti kolam yang
permukaan airnya teduh. Dengan keteduhan itu, batin mampu melihat segala
sesuatu dengan bijaksana.
3. Gelisah dan cemas - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya bergelombang
Batin
terombang-ambing oleh berbagai hal yang mengontrol dan menguasai,
sehingga menjadi labil. Batin yang bebas dari kegelisahan dan kecemasan
seperti orang yang bebas dari perbudakan. Energi dari dalam mengalir
keluar dalam kata dan tindakan dengan ketertibannya sendiri.
4. Malas dan bosan - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya penuh lumpur
Kemalasan
dan kebosanan membuat batin mengalami stagnasi. Kotoran batin jenis ini
bisa bersih dengan sendirinya, kalau pikiran yang menciptakan rasa
malas dan bosan bisa berhenti. Batin yang bebas dari kemalasan dan
kebosanan menjadi tertib dan penuh energi.
5. Ragu-ragu - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya gelap
Batin
seperti ini akan melihat segala sesuatu serba gelap, kabur, dan tidak
jelas. Batin yang bebas dari keragu-raguan seperti orang yang menerobos
kegelapan malam dengan aman. Ia berhasil melewati segala sesuatu yang
tidak pasti dan penuh bahaya.
0 komentar:
Posting Komentar