Jumat, 12 Desember 2014

Makna Suara Burung Di Tanah Minahasa

img_0703_.jpg
Setiap kelompok sosial sudah pasti memiliki filosofi hidup masing-masing. Berbagai nilai-nilai yang berkembang dan diyakini oleh kelompok tersebut, tak lain merupakan rangkuman dari berbagai pengalaman hidup anggota kelompok terdahulu yang diwariskan secara turun-temurun. Tak jarang, nilai-nilai tersebut merupakan hasil dari interaksi antara anggota kelompok tersebut dengan alam sekitar. Hal tersebut misalnya tergambar dalam kepercayaan unik etnis Minahasa, yang meyakini bahwa setiap jenis suara burung memiliki makna tersendiri. Mereka percaya, burung (dan juga hewan lainnya) merupakan perantara penyampai pesan, bahkan terkdang dianggap penjelmaan dari para Opo  atau Dewa-Dewi di Tanah Minahasa.
Burung pembawa pertanda dibedakan ke dalam dua jenis, yakni burung siang (weru endo) dan burung malam (wara wengi). Berikut adalah keterangan lengkapnya, yang disarikan dari buku Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara (1983) terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Jenis suara burung siang adalah:
  1. Lowas (keeke rondor) atau tertawa terus menerus, berarti ada berita menyenangkan yang akan datang.
  2. Keeke tenga wowos atau tertawa tidak terus menerus, berarti tidak ada kabar yang akan menggangu perasaan.
  3. Mangalo (mangoro) atau bunyi suara parau, berarti si Pendengar harus waspada.
  4. Keke atau bunyi yang sangat nyaring dan agak panjang, artinya, bila bunyi berasal dari sebelah kiri pendengar berarti pertanda baik, dan sebaliknya, bila bunyi dari sebelah kanan berarti pertanda buruk/menakutkan.
Sementara jenis suara burung malam adalah:
  1. Manguni rendai atau bunyi yang merdu, berarti ada hal menyenangkan.
  2. Imbuang atau bunyi hampir-hampir merdu tetapi agak putus-putus, berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
  3. Paapian atau bunyi perlahan-lahan dan parau, berarti ada sesuatu hal yang membimbangkan.
  4. Kiik atau bunyi panjang dan keras (sekali saja). Bila bunyi berasal dari sebelah kiri pendengar, berarti pertanda baik dan berkah, dan sebaliknya, bila bunyi dari sebelah kanan berarti pertanda menakutkan, dan si Pendengar harus waspada.
Selain burung, gerak-gerik sejumlah hewan lainnya juga memilki makna tersendiri, seperti misalnya ular. Beberapa gerak-gerik ular yang bisa dimaknai adalah, misalnya, menemukan ular melintas dari Barat ke Timur dan sebaliknya, atau menemukan ular dengan posisi kepala terangkat, dan lain-lain. Untuk memastikan makna dari setiap gerak-gerik hewan tersebut, bagi yang meyakini, bisa menanyakannya pada dukun (tonaas), dan sang Dukun biasanya akan memberikan keterangan, serta melakukan hal-hal yang diperlukan, misalnya untuk menghindari akibat sial yang ditimbulkan dari pengalaman orang terkait.

0 komentar:

Posting Komentar