Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid Agung Banyumas

masjidagungbanyumas_1374294456.png
Masjid Agung Banyumas berada di tengah-tengah kota Banyumas, terletak di Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Di sebelah utara terdapat bekas bangunan-bangunan karesidenan, sebelah timur berbatasan dengan alun-alun Banyumas, sebelah selatan berabatasan dengan jalan Serayu, dan di sebelah barat berbatasan dengan jalan Kulon. Masjid Agung Banyumas mempunyai tata letak yang sama dengan masjid agung di kabupaten lain, yaitu terletak di sebelah barat alun-alun. Di utara alun-alun dan kompleks kabupaten lama terdapat bekas gedung sekolah, antara lain: Kartini School, Vervolg School, Tweede Inlandsche School. Di sebelah timur alun-alun terdapat rumah penjara. Di sebelah selatan alun-alun terdapat bangunan bekas kompleks karesidenan yang saat ini digunakan untuk pondok pesantren. 
Deskripsi Bangunan
Bangunan Masjid Agung Banyumas merupakan suatu kompleks seluas 4.950 m². Ruangan masjid terbagi atas serambi, ruang utama, mihrab, dan bangunan lainnya.
  • Serambi
Pada bagian depan serambi terdapat emperan yang atapnya merupakan perpanjangan dari atap serambi. Dinding ruang serambi terdapat di sisi utara dan selatan yang merupakan dinding pemisah dengan ruang utama. Atap serambi berbentuk joglo dan ditutup dengan seng gelombang pada bagian atas. Di dalam serambi terdapat kelengkapan masjid berupa bedug dan kentongan. Bedug terletak di bagian utara serambi dan digantungkan pada gawangan kayu. Sedangkan kentongan terletak di depan bedug, berdiri di atas lantai disangga kayu bersilang.
  • Ruang Utama
Pintu utama terletak di bagian tengah, sedangkan dua buah pintu lainnya terdapat di kiri-kanan pintu utama. Atap masjid berbentuk tumpang tiga yang meruncing ke atas menuju satu titik dan ditutup dengan mustaka dari bahan seng. Di dalam ruang utama terdapat empat saka guru dan 12 saka rawa.
  • Mihrab, Mimbar, dan Maksura
Pada bagian atas mihrab terdapat hiasan kerawang dengan motif sulur-suluran. Ruang mihrab mempunyai atap sendiri berbentuk tumpang bersusun dua. Sedangkan mimbar terletak di sebelah utara ruang mihrab. Bentuknya menyerupai kursi atau tandu beratap yang disangga oleh empat buah tiang. Maksura adalah tempat shalat khusus bagi penguasa tertinggi di suatu tempat.
  • Bangunan lain

Bangunan lain yang terdapat di Masjid Agung Banyumas yaitu tempat wudhu dan bangunan perkantoran. Tempat wudhu ada dua buah yaitu tempat wudhu wanita berada di sebelah selatan masjid dan tempat wudhu pria berada di sebelah utara masjid. Susunan ruang terdiri dari ruang wudhu, sumur, WC, dan kamar mandi. Di dekat tempat wudhu juga terdapat sebuah sumur yang letaknya berada di antara bangunan ruang utama masjid dan tempat wudhu. Sedangkan di sebelah timur tempat wudhu pria terdapat dua buah bangunan permanen yaitu bangunan kantor Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Kecamatan Banyumas dan kantor KUA. Bangunan kantor BKM menggunakan konstruksi dinding dari tembok dan lantai tegel. Selain kantor BKM dan KUA, juga terdapat bangunan kantor lainnya yaitu Kantor Penilik Pendidikan Agama Wilayah Kecamatan Banyumas.
Sejarah
Sejarah Masjid Agung Banyumas tidak diketahui dengan pasti karena tidak ada bukti tertulis tentang pendirian masjid tersebut. Masjid Agung Banyumas saat ini bernama Masjid Besar Nur Sulaiman Banyumas. Nama Nur Sulaiman menurut informasi nara sumber diambilkan dari nama Nur Daiman yaitu arsitek masjid tersebut. Sedangkan nama Sulaiman adalah nama penghulu masjid yang pertama. Perpaduan kedua nama itu diabadikan menjadi nama masjid tersebut pada tahun 1992.
Masjid Agung Banyumas didirikan kira-kira hampir bersamaan dengan pendopo Bale si Panji di rumah kabupaten. Berdasarkan Babad Banyumas yang dihimpun oleh Oemardani dan Koenadi Poerbosewijo, pendopo tersebut didirikan oleh R. Tumenggung Yudonegoro II yang menjadi patih pertama Keraton Yogyakarta sejak tahun 1755 dan bergelar Patih Danutirto. Dari keterangan tersebut dapat diperkirakan pada akhir abad 18 Masjid Agung Banyumas sudah ada, namun bentuknya seperti apa belum dapat diketahui secara pasti. Keberadaan Masjid Agung Banyumas kemungkinan semakin jelas pada awal abad 19 M.
Salah satu episode pada Babad Banyumas menceritakan tentang permohonan Bupati Tumenggung Yudonegoro IV kepada Gubernur Raffles agar kabupaten Banyumas dilepaskan/dipisahkan dari Keraton Surakarta. Dari permohonan bupati tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan kabupaten Banyumas pada waktu itu telah dilengkapi dengan bangunan-bangunan formal seperti rumah kabupaten, masjid agung, alun-alun. Selain itu, pada tahun 1831 wilayah kabupaten Banyumas mulai diadakan pangkat residen. Bersamaan dengan itu diangkat pula penghulu untuk wilayah kabupaten Banyumas. Dengan demikian kira-kira pada tahun 1831 Masjid Agung Banyumas sudah menempati lokasi yang ada saat ini.
Masjid ini terlihat sangat bersih dan terawat dengan sangat baik sehingga membuat yang beribadah di masjid ini merasa sangat nyaman.

0 komentar:

Posting Komentar