
Masjid
Santren Bagelen terletak di Desa Bagelen, Kecamatan Bagelen, Kabupaten
Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Bangunan masjid terletak di sebelah
timur Sungai Bogowonto dengan sebelah selatan dan timur dibatasi oleh
jalan kampung dan sebelah utara berbatasan dengan halaman rumah
penduduk. Masjid Santren Bagelen merupakan masjid tertua di wilayah
Bagelen yang berarsitektur tradisional Jawa.
Deskripsi Bangunan

Bangunan
Masjid Santren Bagelen berdiri di atas tanah seluas 2.031 m². Di
sebelah utara dan selatan masjid terdapat makam dengan 12 batu nisan dan
bangunan cungkup baru. Di sebelah timur makam (cungkup) terdapat
beberapa bangunan baru antara lain bangunan yang menjadi satu dengan
bangunan fasilitas sebagai ruang paseban, gudang, WC, kamar mandi, dan
tempat wudhu.
- Emperan
Emperan
masjid merupakan bangunan tambahan (baru) sebagai perluasan serambi,
dibuat pada tahun 1978. Pada ruang emperan sisi selatan terdapat sebuah
bedug dan kentongan. Kentongan diletakkan di atas lantai di bawah bedug.
- Ruang Utama
Untuk
memasuki ruang utama terdapat tiga buah pintu di sisi timur yang
menghubungkan ruang utama dengan serambi. Pada dinding ruang utama sisi
utara dan selatan masing-masing terdapat tiga buah jendela berjeruji
tanpa daun jendela. Sedangkan pada dinding barat terdapat dua buah
jendela yang mengapit mihrab, lengkap dengan daun jendela.
Di
dalam ruang utama berdiri empat tiang sakaguru berbentuk bulat dari
kayu jati. Keempat sakaguru merupakan penyangga utama atap tingkat II.
Selain empat sakaguru, di antara deretan tembok ruang utama terdapat 12
buah tiang sakarawa yang disangga oleh umpak bulat. Di antara sakarawa
dan sakaguru dihubungkan dengan sanduk kili dan pengeret, serta berhias
ukiran yang cukup kaya. Salah satu sakarawa pada sisi barat di sebelah
utara mihrab terdapat prasasti berhuruf dan berbahasa Arab. Pada salah
satu soko rowo di sebelah utara mihrab terdapat prasasti dalam huruf
Arab yang berbunyi; “Masjid ini dibangun di negeri yang agung untuk leluhur yang sudah meninggal atas perintah isteri Sultan Mataram, diberikan kepada Ustadz Baidlowi dan sebenarnya yang membuat masjid ini Khasan Muhammad Shufi, semoga ia mendapat ridla Allah, berupa nikmat dunia dan akhirat dan ditetapkan imannya.”

Atap
Masjid Santren Bagelen berbentuk tumpang susun dua. Di sela-sela antara
tingkat I dan II terdapat lubang terbuka yang berfungsi sebagai
ventilasi udara dan sinar matahari. Di dalam ruang utama masjid terdapat
mihrab dan mimbar. Mihrab merupakan sebuah ruang yang dipergunakan
untuk imam memimpin shalat. Mihrab dalam masjid ini terletak di dinding
sisi barat. Mimbar terdapat di dalam ruang utama sisi barat di sebelah
utara mihrab dan menghadap ke timur.
- Serambi
Untuk
memasuki ruang serambi terdapat tiga buah pintu tanpa daun pintu dan
pada ambang pintu berbentuk lengkung. Tembok sisi barat merupakan
pembatas antara ruang utama dengan ruang serambi. Atap serambi merupakan
atap emperan yang terbuat dari genteng.
Sejarah

Untuk
mengungkap kapan berdirinya Masjid Santren Bagelen Purworejo sulit
sekali, karena kurangnya data. Namun demikian adanya temuan prasasti
pada salah satu tiang sakarawa dan nisan berangka tahun yang terdapat di
sebelah utara, serta cerita rakyat, maka dapat mengungkap latar
belakang sejarah masjid ini.
Prasasti
pada tiang sakarawa yang berhuruf dan berbahsa Arab, maka dapat
diketahui bahwa Masjid Santren Bagelen merupakan hadiah dari istri
Sultan Mataram kepada ustad Baidowi dan sebagai arsiteknya adalah Khasan
M. Shufi. Sultan Mataram yang dimaksudkan dalam prasasti mungkin Sultan
Agung yang berkuasa dari tahun 1613-1645. Sultan Agung adalah raja
Mataram yang bergelar “Sultan”.
Selain
itu, angka tahun terdapat juga di nisan pada dua makam yang terletak di
sekitar masjid. Kedua makam tersebut dipercaya sebagai makam RKH.
Khasan Mukibat dan istrinya, R.A. Khasan Mukibat. Menurut cerita
penduduk, RKH. Khasan Mukibat adalah Syeh Ustad Baidowi. Pada nisan
kepala (utara) makam RKH. Khasan Mukibat terdapat prasasti berhuruf dan
berbahasa Arab dan angka tahun yang ditafsirkan 1028 H = 1618 M.
Sedangkan di nisan kepala makam istrinya terdapat angka tahun 1171 H =
1757 M. Berdasarkan angka-angka tahun tersebut maka diperkirakan bahwa
Masjid Santren Bagelen dibangun sekitar awal abad 17 M.
0 komentar:
Posting Komentar