 
                     
                 
 
Masjid
 al – Alam Marunda terletak di Jalan Marunda Besar Rt. 09 Rw. 01, 
Kampung Marunda Besar, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta 
Utara, Propinsi DKI Jakarta. Sebelah utara dan barat berbatasan dengan 
laut dan sebelah selatan dan timur berbatasan dengan pemukiman penduduk.
Latar Sejarah
Menurut
 sumber sejarah pada tahun 1407, pasukan dari Demak, Banten, dan Cirebon
 yang dipimpin oleh Dipati Keling dan Dipati Cangkung menyerbu Sunda 
Kelapa dengan jumlah tentara 1452 orang dan dibantu oleh umat Islam 
setempat. Pada waktu itu Sunda Kelapa berada dalam kekuasaan Kerajaan 
Pajajaran secara mudah dapat ditaklikan. SEbagai rasa syukur kepada Alla
 SWT pada tahun 1527 Fatahillah bersama para prajuritnya membangun 
Masjid Marunda ini sebgaia tempat ibadah sementara, sekaligus menjadikan
 kawasan ini sebagai benteng pertahanan.
Pada
 tahun 1970 dilakukan pemugaran oleh Dinsa Museum dan Sejarah DKI 
Jakarta, yaitu melakukan penggantian bebeapa komponen atap dan pemberian
 lapisan pelindung berupa plastic pada bagian bawah atap agar terlindung
 dari kelembaban dan siraman air hujan. Kemudian pembuatan tanggul di 
sisi utara masjid untuk melindungi masjid dari ancaman absarsi pantai.
Deskripsi Bangunan
Bangunan
 masjid dikelilingi pagar beton bercat putih pada sisi utara, timur dan 
selatan. Pintu masuk ke halaman masjid (gerbang utama) terletak di sisi 
selatan. Halaman masjid di bagian selatan diberi ubin warna merah yang 
befungsi sebagai tempat shalat bila ruangan masjid penuh.
Bangunan
 masjid bergaya tradisional dengan bentuk atap limasan, tmpang dua dan 
tebruat dari genteng. Denahnya persegi empat berukuran 12 x 12 m dengan 
arah hadap ke selatan. Pintu masuk ke ruang utama ada di sisi selatan 
dan timur. Di sisi selatan terdapat serambi berbentuk persegi panjang 
dengan pintu masuk terletak di tengah. Dinding serambi bagian bawah 
kurang lebih 1 m terbuat dari tembok dan bagian atas terbuat dari 
teralis kayu seperti layaknya jeruji pada jendela yang disusun secara 
vertical.
Di
 sisi timur ruang utama terdapat serambi berbentuk persegi panjang, 
untuk masuk ke serambi ini terdapat pintu di sisi timur dengan dua buah 
anak tangga. Serambi ini mempunyai empat buah jendela, dua di sisi timur
 dna masing-masing satu di sisi utara dan selatan. Di dalam ruangan 
serambi ini terdapat pintu masuk ke ruangan utama masjid. Ruangan 
serambi ini dipergunakan untuk duduk-duduk sambil menunggu waktu shalat.
 Di sisi serambi terdapat sebuah bedug yang disangga empat buah kayu 
yang dibentuk menyilang. Di tengah-tengah serambi bagian dalam terdapat 
pintu masuk ke ruang utama masjid dengan ukuran tinggi 190 cm, lebar 70 
cm.
Denah
 ruang utama berbentuk bujur sangkar, berukuran 8 x 8, tinggi plafon 2,2
 m, lantai dari ubin ditutup dengan karpet berwarna hijau. DInding 
masjid terbuat dari tembok berwarna putih. Pada masing-masing dinding 
ruang utama terdapat dua buah jendela dengan ukuran yang berbeda-beda. 
Jendela di sisi timur yang mengapit pintu masuk utama berukuran 116 x 90
 cm, jendela di sisi barat yang mengapit berukuran 118 x 94 cm dan di 
sisi utara dan selatan masing-masing berukuran 111 x 87 cm dan 120 x 90 
cm. Kesemua jendela ini tanpa daun pintu, untuk pengaman dipasang 
teralis terbuat dari kayu bulat bergelombang yang disusun vertical.

Bagian Dalam Masjid al-Alam Marunda
Pada dinding sebelah utara dan selatan bagian atas terdapat tulisan kaligrafi yang berbunyi “wa bud rabukha hatta taktikal yakin”  .
 Di dalam ruang utama terdapat empat buah tiang beton (sokoguru) yang 
berfungsi sebagai penyangga bangunan.  Separuh bagian bawah tiang 
berbentuk persegi empat dan bagian kakiknya terdapat umpak berukuran 85 x
 85 cmdengan ketinggian dari lantai 16 cm. Tubuh tiang separuh bagian 
atas berbentuk bulat, makin ke atas makin kecil dan pada bagian atasnya 
terdapat susunan pelipit, tinggi tiang keseluruhan dari lantai sampai 
bagian bawah adalah 206 cm.
Disamping
 empat tiang sokoguru, terdapat pula tiga buah tiang semu yang menempel 
pada idnding bagian barat. Bagian atas tiang semu ini dihiasi pelipit, 
sedangkam pada bagian tubuhnya terdapat hiasan berbentuk jalur-jalur 
atau garis-garis vertical. Tiang semu ini membentuk dua buah relung atau
 lingkaran di atasnya. Pada lengkungan terdapat hiasan kaligrafi dengan 
kalimat syahadat dalam relung kanan. Sedangkan di dalam relung sebelah 
kiri terdapat mimbar terbuat dari beton dengan tiga anak tangga. Pada 
dinding mihrab dan mimbar bagian belakang terdapat ventilasi udara 
berukuran 33 x 53 cm, bagian tengahnya dihiasi dengan bentuk kelopak 
bunga.
Sebuah
 bangunan tambahan terdapat di sebelah timur bangunan masjid, yaitu 
berupa bangunan terbuka berbentuk persegi empat dan tidak mempunyai 
dinding. Bangunan tersebut berbentuk  pendopo baru bergaya joglo. Di 
latar depan tampak sebuah tengara yang menunjukkan status Masjid Al-Alam
 Marunda sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan Perda DKI tahun 1999. 
Bangunan ini agak ditinggikan kurang lebih 80 cm dan untuk memasuki 
ruangannya terdapat anak tangga sebanyak empat buah yang terletak di 
sisi barat, lantai bangunan terbuat dari ubin dan pada keempat sisinya 
terdapat 12 buah tiang yang berfungsi sebagai penyangga atap. Atap 
bangunnan dari genteng berbentuk tumpang dua sebagai penyangga atap 
terdapat empat buah tiang kayu di tengah ruangan. Bangunan ini 
dipergunakan untuk pengajian dan pertemuan-pertemuan lainnya. Kemudian 
sebuah bangunan kecil/WC, terletak di sebelah tenggara berbentuk persegi
 empat berukuran kurang lebih 2 x 3 m, dinding tembok, dan mempunyai dua
 pintu.

Pendopo di sebelah Masjid al-Alam Marunda 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar