
Pendirian
Museum Bengkulu mulai dirintis sejak tahun 1978. Namun demikian, baru
pada tanggal 3 Mei 1980 diresmikan sebagai museum yang berlokasi di
belakang Marlborough. Lokasi museum ini kemudian dipindahkan ke Jalan
Pembangunan no.8 pada tanggal 3 Januari 1983.

Status
museum ini kemudian ditingkatkan menjdai museum negeri dengan
klasifikasi museum umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor 0754/0/1987. Peresmiannya dilakukan oleh Direktur
Jenderal Kebudayaan, Drs.G.B.P.H. Poeger, pada tanggal 31 Maret 1988.
Museum Bengkulu merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas
Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu.
Koleksi

Koleksi
Museum Bengkulu terdiri atas peninggalan benda-benda budaya dan alam
dari kesembilan suku bangsa utama yang hidup di Bengkulu. Jumlah
koleksinya mencapai 5.837 buah yang terdiri atas koleksi geologi,
biologi, etnografi, arkeologi, historis, numismatik, filologi, keramik,
senirupa, dan teknologi.

Dalam
museum ini juga terdapat koleksi kain tradisional. Salah satunya adalah
Kain Besurek, yakni kain yang terbuat dari bahan katun, yang teknik
pembuatannya seperti kain batik. Kain Besurek memiliki motif seperti
huruf kaligrafi Arab. Namun, motif-motif ini tidak menjalin kata
sehingga tidak dapat dibaca. Konon, kain ini merupakan perkembangan dari
lambang Surya Majapahit pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Di samping
itu, salah satu koleksi yang menarik dari museum ini adalah keberadaan
mesin cetak Drukkey Populair dengan merek “Golden Press”. Mesin cetak
buatan Amerika Serikat ini dibuat pada tahun 1930. Drukkey Populair
inilah yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencetak “uang
merah”. Uang merah merupakan sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang
difungsikan sebagai alat tukar menukar yang sah, khusus di wilayah
Bengkulu.

Museum
Negeri Bengkulu memiliki 126 koleksi naskah kuno yang hingga kini tidak
diketahui identitas penulisannya (anonim). Saat ini, sepuluh di
antaranya sudah berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia.
Koleksi naskah kuno yang berisi pantung, sejarah dan wejangan ini
berumur puluhan bahkan ratusan tahun. Oleh kaena itulah, koleksi ini
begitu berharga, patut untuk di jaga dan dipelajari.
Sarana
Luas tanah dari museum bengkulu 9.974 m² dengan luas bangunan nya 2.550 m². Bangunan museum ini memiliki sarana :
- Ruang Pamer Tetap
- Ruang Auditorium
- Ruang Perpustakaan
- Ruang Penyimpanan Koleksi
- Ruang Administrasi
- Ruang Audiovisual
- Toilet [MN]

0 komentar:
Posting Komentar