Minggu, 14 Desember 2014

Piso Surit


Piso Surit merupakan lagu daerah yang berasal dari Tanah Karo, Sumatera Utara. Lagu daerah ini diciptakan oleh komponis Djaga Sembiring Depari. Komponis yang lebih sering disebut Djaga Depari ini lahir di desa Seberaya, Tanah Karo, Sumatera Utara.

Makna
Lagu Piso Surit bertemakan asmara muda-mudi Karo di zaman peperangan. Menggambarkan seorang kekasih yang sedang mencurahkan isi hatinya(berbicara) kepada alam serta burung-burung yang hinggap di pepohonan tentang kekasih yang dinanti yang turun ke medan perang  telah lama tak kunjung datang(pulang).

Piso Surit sendiri adalah personifikasi kesedihan dari suara burung pincala tersebut untuk mengilustrasikan kekasih yang dinanti yang turun ke medan perang. Pit-cuit (cit-cuit) suara burung (pincala) yang memanggil-manggil digambarkan oleh Djaga Depari dengan kata piso surit sebagai seorang insan yang memanggil(menanti) dan meratapi kekasih. Sebab, dalam kehidupan masyarakat Karo, Piso Surit bukanlah benda nyata.
Lirik Lagu Piso Surit :
Piso Surit, piso Surit.
Terdilo-dilo, terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena.
I ja kel kena, tengahna gundari

Siang me enda turang atena wari.
Entabeh naring mata kena tertunduh
Kami nimaisa turang tangis-teriluh.

Enggo-enggo me dagena
Mulihlah gelah kena
Bage me nindu rupa agi kakana

Tengah kesain, keri lengetna
Rembang mekapal turang, sehkel bergehna.
Terkuak manuk ibabo geligar
Enggo me selpat turang kite-kite kulepar.

Piso Surit, piso Surit.
Terdilo-dilo, terpingko-pingko
Lalap la jumpa ras atena ngena.

Arti Dalam Bahasa indonesia:

Piso Surit, piso Surit
Memanggil-manggil, meratapi!
Belum juga bertemu dengan kekasih hatinya
Dimana kah dikau, saat ini?

Hari hendak beranjak siang
Nikmat kau rasa memejamkan mata
Kami yang menanti meneteskan air mata

Sudahlah, sudahlah demikian
Kembalilah dikau
Kuharapkan demikian kau berkata

Di tengah beranda desa, sunyi senyap
Embun yang tebal menambah dinginnya
Ayam berkokok di atas atap
Terputuslah sudah titian penghubung

Piso Surit, piso Surit
Memanggil-manggil, meratapi!
Belum juga bertemu dengan kekasih hatinya

0 komentar:

Posting Komentar