Lagu Rasa Sayange adalah salah lagu dari daerah Ambon, Maluku.
Lagu ini termasuk dalam kategori lagu anak-anak yang paling populer
secara turun temurun di Maluku. Isinya yang singkat dan berbentuk pantun
nasihat, menjadikan lagu ini terdengar merdu dan enak untuk
diperdengarkan seorang ibu pada anaknya. Rasa Sayange direkam pertama
kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo pada 15 Agutus 1962. Data ini
ditemukan untuk membuktikan pada kementrian Pariwisata Malaysia yang
serta merta mengklaim lagu Rasa sayange ini sebagai lagu promosi budaya
daerahnya pada tahun 2007.
Selain klaim resmi dari kementrian Malaysia, lagu Rasa Sayange dibuat dalam format video animasi dengan perubahan lirik dan bahasanya dalam versi Malaysia. Memang bukti otentik dari (kepemilikan)
lagu ini tidak kita miliki karena nenek moyang kita berbudaya lisan
sehingga tidak adanya naskah atau bukti tertulis lainnya yang memuat
lirik asalnya. Namun jauh sebelum Kemerdekaan, lagu Rasa Sayange
terdengar dalam Silent Movie Insulinde yang dibuat Kolonial Belanda
untuk menggambarkan Hindia Belanda antara tahun 1937 – 1940, sebuah film
adaptasi dari Insulinde: Experiences of a Naturalist\'s Wife in the Eastern Archipelago. karangan Anna Forbes.
Lagu Rasa Sayange, secara umum menceritakan tentang rasa sayang
mereka terhadap lingkungan dan mengungkapkan juga bagaimana mereka
bersosialisasi. Lagu asal Maluku yang satu ini berupa pantun nasihat
yang saling bersahutan. Strutur liriknya berima a-b-a-b dalam setiap
baitnya, serta dengan orkestrasi efoni dalam setiap lariknya membuat
lagu ini enak didengar serta menggambarkan suasana yang riang dan
menyenangkan.
Maka lagu ini seringkali dinyanyikan dalam pesta-pesta ulang
tahun anak-anak, di tempat hiburan anak, juga sebagai ninabobo. Lagu ini
pula telah didokumentasikan dalam beberapa fersi: Rasa Sayange (Versi
lagu anak), Rasa Sayange (Orkes Maluku Hawaiian), Rasa Sayange (Syair
dan lyriknya 2 bahasa).
Makna dari lagu Rasa Sayange.
bisa kita lihat dari struktur kalimat dalam lariknya. Pada refrein
tertulis /Rasa sayange… rasa sayang sayange…/ Eeee lihat dari jauh rasa
sayang sayange/, pengulangan frasa rasa sayang dan kata sayange
menunjukkan adanya penekanan agar kita memahami rasa dari kata sayang
tersebut. Dan pada larik kedua adalah pernyataan bahwa rasa sayang akan
terlihat dari jauh, ini berbicara soal jarak; jarak pandang, jarak
tempuh, atau jarak waktu antar ruang yang akan menciptakan kerinduan.
Bahwa rasa sayang adalah kerinduan yang terwujud dari sebuah jarak.
Serta dalam komposisi lagu, dua larik ini diposisikan sebagai refrein
yang diulang di setiap bait pantunnya sehingga menjadi pesan utama dalam
sebuah lagu.
Pemaknaan tentang rasa sayang di atas diperkuat pada bait-bait
pantun berikutnya. Bait pertama tentang pentingnya belajar di masa kecil
agar kehidupan di masa mendatang bahagia. Agar tidak seperti kancil
yang terus dikejar dan diburu karena kenakalannya. Ini berbicara tentang
rasa sayang dilihat dari jarak waktu, sesuatu yang akan terjadi. Bait
pantun kedua adalah nasihat agar kita tidak terburu-buru dalam melakukan
sesuatu, kata lambat tidak dimaknai sebagai tindakan yang teliti, dan
cermat. Seperti halnya dalam mengaji Al-Quran, yang dicari bukanlah
kecepatan untuk tamat melainkan pemahaman yang utuh kata-demi katanya.
Bait kedua ini bermakna tentang pentingnya proses, jarak tempuh, dalam
menggapai tujuan. Dan pada bait ketiga berbicara soal jarak secara
ruang, perpisahan dan pertemuan secara badani. Karena setiap pertemuan
akan berakhir dengan perpisahan yang kembali merindukan pertemuan.
Sebagai penduduk di kepulauan maritim, profesi masyarakat Maluku
rata-rata adalah nelayan. Seorang nelayan bisa saja pergi melaut dalam
beberapa hari dan meninggalkan anak serta istrinya di rumah. Lewat lagu
Rasa Sayange-lah pemahaman tentang rasa sayang bisa kita rasakan dari
keseharian mereka.
Lirik Lagi Rasa Sayange : Refrain: Rasa sayange… rasa sayang sayange… Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange Bait: Mana kancil akan dikejar, kedalam pasar cobalah cari… Masih kecil rajin belajar, sudah besar senanglah diri Si Amat mengaji tamat, mengaji Qur’an di waktu fajar… Biar lambat asal selamat, tak kan lari gunung dikejar Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi… Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar