SUKU ABUNG, LAMPUNG
Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman budaya. Kebudayaan yang lahir dari berbagai suku di tanah Lampung. Salah satu suku yang memiliki sejarah panjang kebudayaan di daerah Lampung adalah Suku Abung. Lokasi suku Abung di provinsi Lampung berada tepat di bagian timur laut provinsi Lampung. Suku Abung berada pada posisi di sebelah utara yang dialiri sungai Tulang Bawang, sebelah barat berbatasan dengan daerah Lampung Utara dan Barat, sebelah selatannya berbatasan dengan Selat Sunda, dan sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Populasi masyarakat Abung di daerah tersebut adalah 500.000 jiwa. Mayoritas masyarakat Abung memeluk agama Islam.
Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman budaya. Kebudayaan yang lahir dari berbagai suku di tanah Lampung. Salah satu suku yang memiliki sejarah panjang kebudayaan di daerah Lampung adalah Suku Abung. Lokasi suku Abung di provinsi Lampung berada tepat di bagian timur laut provinsi Lampung. Suku Abung berada pada posisi di sebelah utara yang dialiri sungai Tulang Bawang, sebelah barat berbatasan dengan daerah Lampung Utara dan Barat, sebelah selatannya berbatasan dengan Selat Sunda, dan sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Populasi masyarakat Abung di daerah tersebut adalah 500.000 jiwa. Mayoritas masyarakat Abung memeluk agama Islam.
Dalam
masyarakat suku Abung terdapat tiga bagian kelompok yaitu: kelompok
Abung, kelompok Abung Peminggir, dan kelompok Abung Pubian. Orang Abung
terkenal dengan sebutan "Masyarakat Pegunungan" serta memiliki sejarah
khusus dalam perkara berburu. Orang Abung tinggal di daerah pegunungan.
Orang Abung peminggir berada dan tinggal di daerah pesisir sepanjang
pantai selatan Lampung. Orang Abung Pubian berada dan tinggal di bagian
timur provinsi Lampung. Untuk percakapan sehari-hari, masyarakat suku
Abung memiliki bahasa yaitu bahasa Abung yang sedikit beda dengan bahasa
Melayu Riau. Dalam kelompok-kelompok suku Abung terdapat sembilan
marga yaitu Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk,
Selagai, Nyerupai.
Aktivitas
masyarakat Abung dalam hal mata pencaharian pada umumnya adalah menanam
padi di ladang. Selain itu, tanaman yang biasa ditanam oleh masyarakat
Abung sesudah memanen padi adalah lada (Ladar). Tanaman lada memiliki
usia produktif untuk menghasilkan yang panjang yaitu 20-25 tahun. Mata
pencaharian lain yang penting bagi masyarakat Abung adalah menangkap
ikan, khususnya di daerah berawa-rawa di Tulang Bawang. Kondisi tersebut
merupakan bentuk alternatif karena menanam pada ladang hampir tidak
memungkinkan.
Menanam
lada yang menjadi salah satu mata pencaharian suku Abung merupakan
kegiatan usaha mereka yang sangat produktif. Hal ini berdasarkan hasil
dari menanam lada banyak memberi sumbangan besar bagi banyak aktivitas
masyarakat suku Abung. Salah satu aktivitas itu adalah penyelenggaraan
pesta papadon (upacara permulaan tanam) yang dirayakan meriah.
Dalam
segi tata letak bangunan rumah perkampungan masyarakat Abung terdapat
pola perkampungan masyarakat Abung yaitu komunitas adat (tiuh). Setiap
kelompok masyarakat Abung mempunyai rumah permanen sendiri. Rumah-rumah
tersebut diisi oleh sedikit orang saja terutama orang-orang tua. Untuk
lelaki dewasa dan anak-anak lebih banyak tinggal di permukiman musiman
(Umbulan).
Berdasarkan
pola hubungan kekerabatan dan kekeluargaan dalam masyarakat Abung
adalah kelompok patrilineal eksogami. Kelompok/suku yang memiliki kepala
penyimbang. Penyimbang adalah seseorang yang memiliki posisi secara
turun temurun dan dipegang oleh kaum pria. Dalam komunitas desa terdapat
10 kelompok/suku.
Selain
itu, dalam pola pernikahan dan pola menetap masyarakat suku Abung
sesudah menikah bersifat patrilokal. Dalam hal pernikahan bagi
masyarakat Abung poligami adalah sesuatu hal yang diperbolehkan. Banyak
orang dalam masyarakat Abung yang pologami adalah orang-orang kaya.
Pernikahan sesama saudara bahkan sesama sepupu tidak diperbolehkan.
Dalam soal perceraian, menurut adat setempat tidak diperbolehkan.
Apabila seorang istri meninggalkan suami maka pihak suami harus membayar
denda kepada dewan adat desa.
Masyarakat
Abung memiliki beragam kesenian suku diantaranya adalah tari tigel.
Tari tigel merupakan tari perang kuno yang dilakukan bersama dengan
penyembelihan kerbau untuk persembahan pada saat pesta besar. Masyarakat
Abung juga banyak menciptaka kerajinan yaitu seni kerajinan tembikar.
0 komentar:
Posting Komentar