Candi Sari
Candi Sari
terletak tidak jauh dari Candi Kalasan, sekitar 0,5 Km di sebelah
timur lautnya. Secara administrasi, Candi Sari berada di Dusun Bendan,
Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kata Sari mempunyai arti cantik atau elok. Dimungkinkan
pemilihan kata tersebut, dikaitkan dengan keindahan hiasan serta corak
gaya bangunannya.
Menurut beberapa ahli arkeologi, Candi Sari
dibangun sezaman dengan Candi Kalasan, yaitu sekitar abad ke-8 M.
Pendapat ini didasarkan atas pola hias yang ada, berupa pahatan-pahatan
yang sangat halus. Candi Sari merupakan sebuah bangunan wihara atau
asrama yang diperuntukan bagi para pendeta. Sesuai dengan bentuk atapnya
yaitu stupa, Candi Sari ini berlatar belakang agama Buddha.
Candi Sari
pada saat ditemukan dalam keadaan rusak berat, kemudian pada tahun 1929
dipugar oleh Dinas Purbakala dan selesai tahun 1930, tetapi belum
sempurna. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya batu candi yang hilang,
antara lain: sebagian kaki atau selasar yang mengelilingi bangunan,
bilik penampil yang menjorok keluar dari dinding depan, dan beberapa
stupa atap serta ukiran maupun hiasan, sebagian terpaksa diganti batu
polos.
Candi Sari
berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 17,30 m x 10 m dan
tinggi 17 m. Seperti pada umumnya bangunan candi, secara vertikal Candi
Sari dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kaki, tubuh, dan
atap. Bagian kaki hanya tampak sebagian, karena banyak batu yang telah
hilang sedangkan bagian tubuh candi mempunyai konstruksi bertingkat dan
denahnya persegi panjang.
Bentuk
denah persegi panjang serta konstruksi bertingkat juga dijumpai di
Candi Plaosan. Akan tetapi, bentuk denah dan konstruksi semacam ini
bukanlah hal yang asing bagi seniman-seniman dan ahli bangunan pada saat
itu, karena bentuk-bentuk semacam itu dapat dijumpai juga pada
relief-relief Candi Borobudur.
Candi Sari
menghadap ke arah timur, dan mempunyai tangga masuk ke dalam candi di
sisi timur. Pintu masuk dihiasi dengan kala dan pada bagian bawah
dipahatkan relief orang sedang menunggang gajah. Pada setiap sisi
terdapat jendela yang terbagi rata mengitari bagian tingkat bawah dan
tingkat atas. Di dalam tubuh candi terdapat tiga bilik (ruangan) yang
berjajar dan masing-masing dihubungkan dengan lubang pintu antara
tembok pemisah. Tiap bilik berukuran lebar 3 m x panjang 5,80 m, terbagi
atas bilik bawah dan atas.
Diperkirakan
bahwa pembagian atau pemisahan bilik atas dengan bawah dahulu
mempergunakan kayu. Hal ini terlihat pada bagian dindingnya masih tampak
lubang-lubang untuk meletakkan ujung balok. Bahkan pada dinding bilik
selatan ada beberapa batu yang dipahat serong, suatu tanda yang
menunjukkan, bahwa pada tempat itulah disandarkan tangga. Pada
masing-masing bilik atas mempunyai sungkup sebagai langit-langit dan
bidang sisi yang serong ke atas. Demikian juga pada masing-masing bilik
atas mempunyai dua buah relung polos di sisi utara dan selatan.
Pada
bagian bilik bawah masing-masing mempunyai relung di sisi utara dan
selatan yang berhiaskan kala makara. Di bilik tengah bawah sisi barat
terdapat relung yang juga dihiasi kala makara. Relung-relung yang ada
tersebut semua sudah tidak ada arcanya. Kemungkinan arca-arca tersebut
adalah Buddha yang diapit oleh dua Bodhisatwa (bandingkan dengan Candi
Plaosan).
Pembagian
tiga ruangan dapat diketahui dari tiang-tiang rata pada tingkat bawah,
relung-relung yang berhias pada bagian tingkat atas, dan tiga relung
besar pada tingkat atap. Hal ini diyakinkan pula dengan adanya tiga
baris jajaran tiga stupa di bagian atap. Pada bagian atap membentuk
sungkup jajar tiga yang masing-masing melengkapi sebuah dari ketiga
bilik. Di bawah relung terdapat jaladwara (pancuran) yang berupa
raksasa yang duduk di atas ular. Di sepanjang bingkai, pelipit atas,
dan jendela tengah atas, terdapat simbar-simbar berbentuk segitiga
berjumlah 70 buah menghiasi keempat balok.
Pada
bagian luar tubuh candi terpahat arca-arca yang diletakkan berjajar
menjadi dua baris di antara dua jendela. Arca itu merupakan arca
Bodhisatwa berjumlah 38 buah (8 di sisi timur, 8 di sisi utara, 8 di
sisi selatan, dan 14 di sisi barat). Pada umumnya arca memegang teratai
merah dan biru, serta semua arca digambarkan dalam sikap lemah gemulai
(bersikap tribhangga).
Di
sebelah kanan-kiri jendela ada pahatan kinara-kinari (makhluk kayangan
yang berwujud setengah manusia dan setengah burung). Seperti halnya
Candi Kalasan, Candi Sari juga dilapisi dengan bajralepa,yaitu semacam
lepa yang dipakai untuk melapisi bagian luar dinding candi, dengan
maksud untuk memperhalus permukaan dinding dan mengawetkan batunya
supaya tidak cepat aus. Pada saat ini lapisan bajralepa sudah banyak
yang mengelupas.
0 komentar:
Posting Komentar