Dua orang melakukan perjalanan bersama. Mereka membawa seekor keledai
untuk mengangkut barang, sebuah obor untuk menerangi jalan di waktu
malam, dan seekor ayam untuk menemani keledai. Salah seorang di
antaranya sangat saleh, sedangkan yang seorang lagi tidak percaya kepada
Tuhan.
"Tuhan itu sangat baik," kata orang pertama yang saleh. "Kita akan lihat, apakah pendapatmu itu bisa dibuktikan dalam perjalanan ini," kata yang lainnya.
Menjelang petang, mereka tiba di sebuah desa kecil. Mereka mencari tempat bermalam, tetapi tak seorang pun di desa itu mau menerima mereka. Dengan berat hati mereka melanjutkan perjalanan sampai ke luar desa dan memutuskan bermalam di alam terbuka.
"Katamu Tuhan itu baik," kata orang kedua dengan sinis. "Tuhan telah memutuskan, di sinilah tempat bermalam kita yang terbaik," jawab temannya. Mereka memasang tempat tidur di bawah sebuah pohon besar, di samping jalan menuju ke desa tadi. Mereka mengikat keledai berjarak lima meter dari tempat mereka tidur.
Ketika mereka menyalakan obor, tiba-tiba terdengar suara gaduh. Seekor singa menerkam keledai mereka dan menyeretnya untuk dimakan. Kedua orang itu segera bersembunyi di atas pohon. "Kamu masih bilang Tuhan itu baik?" orang kedua berujar dengan marah. "Jika singa itu tidak menerkam keledai kita, ia tentu akan menyerang kita. Tuhan memang baik," jawab orang pertama.
Beberapa saat kemudian, seekor kucing liar menerkam ayam mereka dan membawanya pergi. Sebelum orang kedua mengatakan sesuatu, orang pertama berkata, "Jeritan ayam itu sekali lagi menyelamatkan kita. Tuhan itu baik."
Tak lama berselang, hembusan angin kencang memadamkan obor mereka, yang merupakan satu-satunya penghangat badan di malam yang kelam. Orang kedua kembali mengejek temannya, "Tampaknya kebaikan Tuhan terus bekerja sepanjang malam ini." Orang pertama diam saja.
Keesokan pagi, kedua orang itu kembali ke desa untuk mencari makanan. Mereka mendapat kabar, segerombolan perampok telah menyerang desa itu semalam dan merampok seluruh desa. Mengetahui situasi tersebut, orang pertama berkata, "Seandainya kita bermalam di desa ini, kita pasti sudah dirampok bersama seluruh penduduk desa. Seandainya angin tidak memadamkan obor kita, para perampok itu pasti melewati jalan di dekat kita tidur. Mereka pun akan merampok kita. Tuhan memang baik." (Cerita rakyat Yahudi)
"Tuhan itu sangat baik," kata orang pertama yang saleh. "Kita akan lihat, apakah pendapatmu itu bisa dibuktikan dalam perjalanan ini," kata yang lainnya.
Menjelang petang, mereka tiba di sebuah desa kecil. Mereka mencari tempat bermalam, tetapi tak seorang pun di desa itu mau menerima mereka. Dengan berat hati mereka melanjutkan perjalanan sampai ke luar desa dan memutuskan bermalam di alam terbuka.
"Katamu Tuhan itu baik," kata orang kedua dengan sinis. "Tuhan telah memutuskan, di sinilah tempat bermalam kita yang terbaik," jawab temannya. Mereka memasang tempat tidur di bawah sebuah pohon besar, di samping jalan menuju ke desa tadi. Mereka mengikat keledai berjarak lima meter dari tempat mereka tidur.
Ketika mereka menyalakan obor, tiba-tiba terdengar suara gaduh. Seekor singa menerkam keledai mereka dan menyeretnya untuk dimakan. Kedua orang itu segera bersembunyi di atas pohon. "Kamu masih bilang Tuhan itu baik?" orang kedua berujar dengan marah. "Jika singa itu tidak menerkam keledai kita, ia tentu akan menyerang kita. Tuhan memang baik," jawab orang pertama.
Beberapa saat kemudian, seekor kucing liar menerkam ayam mereka dan membawanya pergi. Sebelum orang kedua mengatakan sesuatu, orang pertama berkata, "Jeritan ayam itu sekali lagi menyelamatkan kita. Tuhan itu baik."
Tak lama berselang, hembusan angin kencang memadamkan obor mereka, yang merupakan satu-satunya penghangat badan di malam yang kelam. Orang kedua kembali mengejek temannya, "Tampaknya kebaikan Tuhan terus bekerja sepanjang malam ini." Orang pertama diam saja.
Keesokan pagi, kedua orang itu kembali ke desa untuk mencari makanan. Mereka mendapat kabar, segerombolan perampok telah menyerang desa itu semalam dan merampok seluruh desa. Mengetahui situasi tersebut, orang pertama berkata, "Seandainya kita bermalam di desa ini, kita pasti sudah dirampok bersama seluruh penduduk desa. Seandainya angin tidak memadamkan obor kita, para perampok itu pasti melewati jalan di dekat kita tidur. Mereka pun akan merampok kita. Tuhan memang baik." (Cerita rakyat Yahudi)
0 komentar:
Posting Komentar