Menjelang Desember, bermunculan ramalan seputar "akhir zaman." Ada ilmuwan menafsirkan teks pada sebuah
prasasti dari suku Maya yang mendiami Meksiko selatan, menyebutkan kiamat bakal
terjadi tanggal 21 Desember 2012. Sementara ilmuwan lain meramalkan bumi akan
mengalami kegelapan total (blackout) pada 23-25 Desember 2012.
Berita-berita seperti itu menimbulkan
keresahan pada sebagian besar penghuni bumi. Mengapa orang begitu mudah
ditakuti oleh ramalan-ramalan yang belum pasti terjadi?
Sejatinya,
masih banyak orang yang belum hidup
pada saat sekarang. Mereka dibebani pikiran akan masa depan yang
merupakan misteri. Kedahsyatan berbagai bencana yang menghancurkan
bumi seperti digambarkan dalam film-film bertema kiamat itulah yang
merajalela dalam benak.
Ilusi-ilusi yang diciptakan pikiran tentang masa depan itu begitu
mencekam,
sehingga orang tidak bisa lagi menikmati keindahan saat ini.
Ketakutan
akan bakal terjadinya kejadian-kejadian yang mengacaukan dunia semakin
menumpuk karena kelekatan orang terhadap kenyamanan hidup yang selama
ini dirasakannya. Orang takut kehilangan keluarga dan mereka yang
dikasihi, takut kehilangan benda-benda yang dimiliki, takut kehilangan
posisi dan pekerjaan, takut kehilangan segalanya.
Salah
satu definisi atau arti kata "kiamat"
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ialah berakhir, tidak akan muncul
lagi. Dalam konteks ini, hidup di titik hening adalah "kiamat." Kita tak
lagi melekat pada segala sesuatu, diri atau ego kita berakhir dan tidak
muncul lagi.
Kiamat
yang tidak menyenangkan itu memang harus dilalui, karena setelahnya
akan muncul langit dan bumi yang baru. Begitu pula kita perlu melalui
"kiamat" kematian diri atau ego, agar kita dapat mengalami sesuatu yang
lain, di mana kita menjadi pribadi baru tanpa diri atau ego. Pribadi
yang murni seturut gambar Sang Pencipta dan bersatu dengan Sang
Pencipta.
Alamilah "kiamat" sekarang, sehingga tak ada lagi kecemasan dan ketakutan menanti kiamat di masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar