PERMAINAN TRADISIONAL SUMATERA BARAT
Permainan tradisional sangatlah populer
sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan
menggunakan alat yang seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan
permainan-permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan
mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman,
permainan tradisional perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak
Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum
mengenal permainan tradisional.
Meskipun permainan tradisional sudah
jarang ditemukan, masih ada beberapa anak-anak Indonesia di
daerah-daerah terpencil yang memainkan permainan ini. Bahkan, permainan
tradisional juga digunakan oleh para psikolog sebagai terapi
pengembangan kecerdasan anak. Melihat banyaknya manfaat yang ada dalam
permainan tradisional, tidak ada salahnya jika kita melestarikan dan
memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda
Indonesia dan dunia sebagai bentuk kepedulian anak bangsa kepada warisan
budaya Indonesia.
Peralatan yang digunakan untuk permainan
Kudo-kudo adalah sebuah pelepah daun pisang yang panjangnya lebih
kurang 70 cm. Bagian pangkal dari pelepah ini dibentuk menyerupai kepala
kuda dan bagian ujungnya juga dibentuk menyerupai ekor kuda. Jumlah
pemain dua orang atau lebih anak laki-laki berumur 5 sampai 11 tahun.
Sifat permainan edukatif, rekreatif dan
kompetitif. Peralatan yang telah dibuat/dibentuk kemudian diletakkan di
antara kedua paha secara memanjang bagian kepala kuda arah ke depan dan
dipegang dengan kedua tangan. Kemudian dimainkan dengan cara
melompat-lompat dan berlari-lari kecil, berdua atau berkelompok.
Permainan ini dilakukan di lapangan terbuka. Permainan ini mirip dengan
permainan kuda lumping. Selain sebagai hiburan permainan ini adakalanya
juga dipertandingkan, siapa yang cepat larinya dialah yang menang.
0 komentar:
Posting Komentar