Dari
segi metodologi, secara garis besar meditasi dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu meditasi dengan objek dan meditasi tanpa objek. Meditasi
dengan objek selalu memiliki tujuan tertentu dan mempunyai teknik atau
metode untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Berbeda
dari meditasi dengan objek, meditasi tanpa objek tidak memiliki tujuan
apa pun, selain sadar dari saat ke saat dalam waktu yang lama. Karena
tidak memiliki tujuan apa pun, maka tidak ada pula teknik atau metode
untuk mencapai tujuan tersebut.
Praktik meditasi ini tidak membutuhkan waktu atau ruang khusus, juga tidak memerlukan kehadiran guru atau pendamping secara terus-menerus. Orang dapat mempraktikkan sendiri bagaimana menjaga kesadaran bekerja dalam batin dan memahami segala sesuatu dari batin yang hening.
Praktik meditasi ini tidak membutuhkan waktu atau ruang khusus, juga tidak memerlukan kehadiran guru atau pendamping secara terus-menerus. Orang dapat mempraktikkan sendiri bagaimana menjaga kesadaran bekerja dalam batin dan memahami segala sesuatu dari batin yang hening.
Kesadaran
meditatif dalam meditasi tanpa objek tidak bisa sengaja dilatih, tidak
bisa dicapai dengan daya upaya atau dengan kekuatan kehendak. Kesadaran
meditatif ini datang dengan sendirinya, ketika orang sadar bahwa ia
tidak sadar. Kesadaran meditatif ini muncul tanpa disengaja, tidak bisa
diduga, tidak bisa diantisipasi, tidak bisa diharapkan, bukan hasil dari
keinginan, kehendak, atau daya upaya.
Kesadaran
meditatif datang ketika seluruh gerak batin berhenti dan diam.
Kesadaran meditatif dalam meditasi tanpa objek ini bebas dari doktrin,
bebas dari kepercayaan, bebas dari konsep-konsep. Perubahan batin dalam
meditasi tanpa objek terjadi seketika, di luar waktu, tanpa pergulatan
atau konflik. Kearifan terlahir bukan sebagai akumulasi pengalaman,
melainkan ketika seluruh pengalaman runtuh atau berakhirnya secara total
keterkondisian batin yang berasal dari pengalaman.
Dalam
meditasi tanpa objek, tidak ada yang lebih penting daripada kemampuan
melihat dalam kejernihan batin. Pengalaman, pengetahuan, kepercayaan
sering kali menjadi perintang utama untuk melihat dalam kejernihan
batin.
Terang
atau kejernihan dalam melihat segala sesuatu membuat batin terbebaskan
dari apa saja yang dilihat. Batin yang bebas dari keterkondisian adalah
batin yang hening, murni, suci, religius. Dan batin yang hening mungkin
mampu melihat Kebenaran Sejati.
0 komentar:
Posting Komentar