Sabtu, 13 Desember 2014

Mercusuar ujung Pulau Breueh

DSCN5839-225x300_1387432730.jpg
Mercusuar Pulau Breueh adalah sebuah mercusuar yang terletak di Pulau BreuehAceh. Sebuah menara yang ketinggiannya mencapai 85 meter di bangun pada tahun 1875 oleh Willem’s Toren. Mercusuar tersebut terletak di dalam sebuah komplek seluas 20 hektar  di Kecamatan  Pulau Aceh dulunya salah satu pemukiman  Kecamatan Peukan Bada dan di pemukiman ini pada masa itu  ditempati oleh   perwira-perwira Belanda. 
Mercusuar ini mengadopsi nama sang raja yang lebih dikenal dengan Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk, penguasa Luxemburg  saat  itu. Willem memang giat membangun ekonomi dan infrastruktur di wilayah Hindia Belanda, termasuk Pulo Aceh.  Dalam beberapa referensi disebutkan, Willem membangun mercusuar  bertujuan  menyiapkan Pulo Weh (Sabang)  sebagai  pelabuhan transit  Selat Malaka. Karena serikat dagang Hindia Belanda,  VOC,  telah berdiri.
Infrastruktur pelabuhan dan sarana navigasi jadi kebutuhan dasar saat itu  dan  Belanda bercita-cita ingin membuat pelabuhan transit Sabang seperti Negara Singapura.
Semua bangunan menara  yang  di bangun oleh Willem  didedikasikan untuk raja  seperti di Hollands dan Kepulauan Karibia termasuk di Pulau Aceh. Menara  mecusuar  yang berfungsi hanya di Aceh dan yang di bangun  di kepulauan Karibia, di Hollands telah berubah fungsi menjadi museum.
Tim BPCB Aceh dalam Survey maritim  tahun 2012 mendata  aset – aset  tinggalan sejarah  dan tinggalan purbakala termasuk Mercusuar yang masih baik kondisinya dan dijaga petugas dari Departemen Perhubungan Laut Distrik Navigasi II Sabang untuk  memastikan mercusuar tetap berfungsi  dengan baik  karena arus laut kencang di Selat Malaka juga banyaknya karang bawah permukaan  air  antara Sabang dan Pulo Aceh.

0 komentar:

Posting Komentar