Minggu, 07 Desember 2014

Migrasi Orang Tiongkok ke Indonesia

Migrasi Orang Tiongkok ke Indonesia
Orang Tiongkok yang pertama datang di Indonesia adalah seorang pendeta agama Buddha yang bernama Fa-hien (Faxien). Ia singgah di Pulau Jawa pada tahun 1413. Dalam sejarah Tiongkok lama menyebutkan bahwa orang Cina merantau ke Indonesia terjadi pada masa akhir pemerintahan dinasti Tang. Daerah yang pertama kali didatangi adalah Palembang yang pada masa itu merupakan pusat perdagangan kerajaan Sriwijaya. Kemudian para perantau pergi ke Pulau Jawa untuk mencari rempah-rempah.
Mengenai migrasi bangsa Tiongkok ke wilayah Nusantara, dapat dibagi menjadi tiga tahap: pertama masa kerajaan, kedatangan bangsa Eropa, dan masa penjajahan Belanda (Purcell,1997:33).
Masa Kerajaan
Pada abad 7, kerajaan Sriwijaya muncul sebagai kekuatan laut yang menguasai jalur perdagangan sepanjang sungai Musi dari hulu sampai hilir. Dalam perkembangannya, Sriwijaya muncul sebagai kekuatan yang mampu mengontrol pusat-pusat perdagangan di Asia Tenggara.
Seperti yang tercatat dalam sejarah, produk-produk yang diperdagangkan di wilayah kekuasaan Sriwijaya mencakup bermacam-macam barang. Pedagang-pedagang Cina membawa keramik dan kain sutera. Mereka kembali ke negaranya membawa berbagai macam produk yang dihasilkan daerah Sriwijaya seperti damar, kayu, cendana, minyak wangi, dan produk hutan lainnya.
Hubungan Cina dengan Sriwijaya dapat juga dilihat dari catatan perjalanan yang ditulis oleh I Ching, seorang pendeta agama Budha. Ia datang ke Palembang pada tahun 671 M dan tinggal di Sriwijaya selama enam bulan untuk mempelajari bahasa Sanskerta sebelum bertolak ke India.
Secara teratur Sriwijaya mengirim utusan ke negeri Cina untuk menyatakan pengakuan atas kekuasaan imperium Cina (Coedes, 1968:83). Pihak Cina yang saat itu sudah memiliki armada kapal laut kuat, merasa harus melindungi Sriwijaya. Di pihak lain Sriwijaya juga sangat membutuhkan dukungan Cina dalam menghadapi ancaman penguasa lokal yang berkedudukan di Jawa seperti Wangsa Syailendra dan Sanjaya. Kedekatan hubungan ini memperlebar kesempatan oarang-orang Cina untuk menetap di Sriwijaya.
Sejak abad 13 hubungan perdagangan mulai berkembang pesat. Pendatang-pendatang baru banyak yang datang pada waktu negeri Cina diperintah oleh dinasti Ming (1368-1644). Pada tahun 1412, sebuah armada Cina di bawah pimpinan Zhenghe (Chengho) datang ke Pulau Bintan. Menurut Zhenghe dalam persinggahannya di Pulau Jawa, kebanyakan orang-orang Cina berpusat di kota-kota pantai seperti di Tuban, Surabaya dan Gresik. Pada umumnya orang-orang Cina yang pertama datang ke Indonesia hanya terdiri dari kaum laki-laki sampai perang dunia pertama berakhir.
Masa kedatangan bangsa Eropa
Sejak abad 16 bangsa-bangsa Eropa mulai berdatangan ke Nusantara. Mereka mendirikan dan menguasai pusat-pusat perdagangan yang tersebar mulai dari Malaka hingga wilayah Cina seperti Canton, Provinsi Guangdong. Pada saat itu pelabuhan utama di Jawa adalah Banten, Cirebon, Sunda Kelapa, dan Tuban. Sebagai pusat perdagangan, Banten tampaknya lebih besar dibandingkan Cirebon. Banyak pedagang mancanegara yang datang ke Banten daripada Cirebon.

0 komentar:

Posting Komentar