Jumat, 12 Desember 2014

Abit Godang dan Parompa Sadun, Kain Tenun Pertama di Angkola

tenun angkola_1394690001.jpg
Tenun merupakan kebutuhan dasar manusia yang telah melewati rentetan sejarah kehidupan manusia yang sangat panjang. Penyebarannya pun telah begitu beragam di Indonesia. Setiap jenis kain tenun dari berbagai daerah memiliki variasi yang berbeda. Kemudian variasi tersebut menjadi ciri khas serta identitas tenun dari daerah tertentu. 
Bagi masyarakat Etnis Sipirok Angkola, kain tenun yang pertama mereka kenal adalah Abit Godang dan Parompa Sadun. Abit godang dan parompa sadun merupakan kain adat tradisional. Menurut sejarah, keduanya berfungsi pada setiap kegiatan religi dan ritual. Seperti abit godang yang biasa digunakan pada upacara perkawinan, memasuki rumah baru, upacara kematian, dan untuk menyambut tamu kehormatan. Sebagai rasa hormat, tamu tersebut diulosi dengan abit godang. 
Sementara Parompa Sadun lebih umum digunakan pada acara kelahiran dikenal dengan istilah mangalap parompa. Yakni suatu acara mengambil parompa oleh pihak anak boru ke rumah mora dilakukan oleh kepala adat. Biasanya diberikan oleh pihak mora kepada cucunya atau anak pertama dari anak perempuan, sebagai tanda untuk mengukuhkan kekerabatan antara mora dengan pihak anak boru. Kain adat ini juga dipercaya dapat memberikan kekuatan magis si anak. Seperti, agar si anak sehat, panjang umur, dan memperoleh rizki banyak di kemudian hari.

0 komentar:

Posting Komentar