Minggu, 14 Desember 2014

Museum Daerah “Sang Nila Utama”

museum riau1_1377837826.png
Banyaknya benda-benda budaya maupun benda-benda yang menjadi sumber daya alam yang patut dilestarikan di Riau menganggarkan pengumpulan benda-benda tersebut secara bertahap sejak tahun anggaran 1977/1978. Pembangunan gedung museum itu sendiri baru dimulai pada tahun anggaran 1984/1985, sedangkan peresmiannya bru dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 1994 oleh Prof.Dr.Edi Sedyawati, Direktur Jenderal Kebudayaan pada waktu itu. Pada saat itu pula nama Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama” diresmikan. Nama tersebut berasal dari nama seorang raja Bintan yang berkuasa pada sekitar abad ke-13 M di Pulau Bintan.
Setelah ditetapkannya Undang-undang no.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, pengelolaan Museum Daerah “Sang Nila Utama” diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan Provinsi Riau no.17 tahun 2001, Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama” berganti nama menjadi Museum Daerah “Sang Nila Utama”. Museum ini berada di bawah Dinas Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata Provinsi Riau.
Museum Sang Nila Utama adalah salah satu museum yang mungkin terbesar dan terlengkap di Pekanbaru. Museum ini terletak di Jalan Jenderal Sudirman, sebuah jalan utama yang menghubungkan antara Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan pusat kota. 
Museum Daerah Sang Nila Utama ini mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan urusan, pekerjaan dan kegiatan pengelolaan museum dan kepurbakalaan. Dan memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Melakukan pengumpulan, perawatan, pengawetan dan penyajian benda-benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah
2.      Melakukan urusan keperpustakaan dan dokumentasi ilmiah
3.      Memperkenalkan dan menyebar luaskan hasil penelitian koleksi yang mempunyai nilai bidan dan ilmiah
4.      Melakukan bimbingan edukatif kultural dan penyajian rekreatifitas benda-benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah
5.      Melakukan urusan tata usaha
Koleksi
Koleksi Museum Daerah “Sang Nila Utama” berjumlah 4.298 buah yang berupa koleksi geologi (koleksi yang berhubungan dengan geologi dan geografi), biologi ( koleksi yang berhubungan dengan biologi), etnografi (koleksi yang berhubungan dengan suku bangsa), arkeologi ( koleksi yang berhubungan dengan kepurbakalaan), historis (koleksi yang berhubungan dengan sejarah), numismatik/heraldik (koleksi yang berhubungan mata uang, stempel dan tanda jasa), filologi (koleksi yang berhubungan dengan naskah kuno), keramik (koleksi yang berhubungan dengan gerabah dan keramik), dan seni rupa (koleksi yang berhubungan dengan seni lukis, seni kerajinan, dan seni patung).
Bagian yang cukup menonjol di museum ini adalah beberapa koleksi yang berupa merupakan salah satu ciri khas Riau, yaitu pertambangan minyak bumi. Tidak bisa dipungkiri lagi, daerah Riau khususnya Dumai dan Duri merupakan penghasil minyak bumi yang dikelola oleh Chevron.
Koleksi peralatan dan barang-barang tambang seperti mata bor, replika pompa ayun, batuan pembentuk minyak bumi, dan crude oil atau minyak mentah menjadi koleksi paling unik yang jarang ditemukan di museum lainnya.

Selebihnya, koleksi Museum Sang Nila Utama berisi aneka koleksi hewan yang telah diawetkan, koleksi benda-benda bersejarah (replika Candi Muara Takus, senapan, pedang), dan koleksi hasil kebudayaan (pakaian dan rumah adat dari berbagai kabupaten, keris buatan Riau, batik, keramik dari China, kerajinan dari logam, dan lain-lain). Selain itu terdapat pula koleksi foto-foto gubernur yang pernah memimpin Riau.
Sarana
Museum yang mempunyai bentuk arsitektur tradisional Riau ini berlantai dua dan dibangun di atas tanah seluas 16.930 m². Luas bangunannya sendiri 5.536 m², dengan luas ruang pameran tetap 1.123 m².
Sarana yang tersedia mencakup :
  • Ruang Pameran Tetap
  • Ruang Pameran Temporer
  • Ruang Auditorium
  • Ruang Perpustakaan
  • Ruang Laboraturium/Konservasi
  • Ruang Penyimpanan Koleksi
  • Ruang Bengkel/Preparasi
  • Ruang Administrasi
  • Ruang Pengelolaan Data
  • Kantin
  • Toilet

0 komentar:

Posting Komentar