Tubuh
kita bereaksi atau bertindak sesuai dengan dorongan indra-indra kita.
Dalam setiap momen yang terus berganti, salah satu indra kita berperan
lebih penting. Saat ada suara ditangkap oleh telinga, maka pendengaran
menjadi lebih dominan. Saat objek yang terlihat ditangkap oleh mata,
maka penglihatan menjadi lebih dominan. Begitulah seterusnya.
Sebagai
contoh, ketika kita mendengar suatu kata, pikiran kita dengan cepat
bergerak, mengatakan itu kritikan, lalu perasaan kita mengatakan itu
tidak menyenangkan, pikiran bergerak kembali untuk menolak, menilai,
menghindar, atau menerima. Apa yang kita dengar menjadi tercerai-berai,
terpecah oleh pikiran, perasaan, keinginan, dan lainnya.
Bisakah
kita merespons langsung rangsangan yang ditangkap oleh indra tanpa
melibatkan sensor pikiran atau perasaan? Memandang sesuatu dengan
persepsi langsung memungkinkan adanya keutuhan indra-hati-budi.
Mengamati
secara total berarti seluruh indra-hati-budi berada dalam keadaan
bangun atau sadar. Dalam apa yang terdengar, di situ bukan hanya ada
pendengaran melalui indra telinga, tetapi sekaligus ada pemahaman total.
Dalam apa yang terlihat, di situ bukan hanya ada penglihatan melalui
indra mata, tetapi sekaligus ada pemahaman utuh. Tidak ada lagi pikiran
yang mencampuri pencerapan indra-indra.
Kebanyakan
orang berjuang mendisiplinkan diri, tetapi pendisiplinan itu ternyata
tidak membawa ketertiban. Mendisiplinkan diri berarti bertindak
berdasarkan suatu pola ideal yang kita anut. Dalam disiplin terjadi
penyesuaian, kekerasan, pengendalian, dan pergulatan. Apa perlunya tubuh
atau batin didisiplinkan, kalau tidak membawa ketertiban?
Disiplin
bukanlah ketertiban. Ketertiban hanya datang kalau ada kesadaran akan
gerak batin. Bisakah kita memandang pasangan hidup, anak, tetangga,
rekan kerja tanpa terpecah oleh berbagai keinginan, harapan, dan
penilaian? Bisakah kita memandang segala sesuatu apa adanya, tanpa si
aku atau pikiran sebagai pusat? Bisakah indra-hati-budi bekerja secara
utuh, tidak terpecah? Pemahaman total membuat batin hening, tertib,
mekar, aktif, dan tajam. Ada kesatuan antara pencerapan indra serta
keutuhan hati dan budi.
0 komentar:
Posting Komentar