Gapura Bajang Ratu
Terletak
di Dusun Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto,
dengan koordinat 112° 23” 55,5 “ BT 07° 34” 03,9” LS. Dilihat dari
bentuknya gapura ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe "Paduraksa"
yaitu gapura yang memiliki atap. Bahan utamanya adalah bata, kecuali
lantai tangga serta ambang pintu yang dibuat dari batu andesit.
Denah
bangunan berbentuk segiempat berukuran 11,5 x 10,5 meter, tingginya
16,5 meter dan lebar lorong pintu masuk 1,40 meter. Secara vertikal, Gapura Bajangratu
dapat dibagia menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Selain
itu gapura mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya.
Pada
kaki gapura terdapat hiasan panil yang menggambarkan cerita "Sri
Tanjung", di bagian atas tubuh terdapat ambang pintu yang di atasnya
terdapat hiasan kala dengan hiasan sulur-suluran. Sedangkan bagian
atapnya bentuknya bertingkat-tingkat dengan puncaknya berbentuk persegi.
Pada atap tersebut terdapat hiasan berupa: kepala kala diapit singa,
relief matahari, naga berkaki, kepala garuda, dan relief bermata satu
atau monocle cyclop. Relief-relief ini mempunyai fungsi sebagai
pelindung atau penolak mara bahaya. Pada sayap kanan garuda terdapat
dinding berbentuk panil sempit dihias dengan relief cerita Ramayana yang
digambarkan dengan perkelahian raksasa melawan kera. Bingkai kanan kiri
pintu diberi pahatan berupa binatang bertelinga panjang.
Nama Bajangratu pertama kali disebut dalam Oudheikunding Verslag
(OV) tahun 1915. Menurut para ahli yang telah melakukan penelitian
bangunan ini, Gapura Bajang Ratu dihubungkan dengan wafatnya Raja
Jayanegara pada tahun 1328. Dalam kitab Pararaton disebutkan Jayanegara
wafat pada tahun 1328 "Sira ta dhinarmeng kapopongan, bhisaka ring Çrnggapura pratista ring Antawulan".
Menurut Krom, Çrnggapura dalam Pararaton sama dengan Çri
Ranggapura dalam Negarakertagama, sedang Antawulan dalam Pararaton sama
dengan Antarsasi dalam Negarakertagama. Sehingga disimpulkan bahwa
dharma (tempat suci) raja Jayanegara berada di kapopongan alias Çrnggapura atau Çri
Ranggapura. Pratistanya (bangunan suci) berada di Antawulan atau
Trowulan. Dengan demikian fungsi Gapura Bajangratu diduga sebagai pintu
masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara
yang dalam Negarakertagama disebut kembali ke dunia Wisnu tahun 1328
Saka. Dugaan ini didukung oleh adanya relief Sri Tanjung dan sayap
garuda yang mempunyai arti sebagai lambang pelepasan.
Masa
pendirian gapura ini tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan
relief Ramayana, relief binatang bertelinga panjang, dan relief naga
diperkirakan gapura Bajangratu berasal dari abad XIII -
XIV. Sejak didirikan, gapura ini belum pernah dipugar, kecuali
usaha-usaha konsolidasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda
pada tahun 1915. Pada tahun 1989 Gapura Bajangratu mulai dipugar dan selesai tahun 1992.
0 komentar:
Posting Komentar