Mayoritas
Suku Rejang berada di kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Kepahiang,
kabupaten Bengkulu Utara, kabupaten Bengkulu Tengah, dan kabupaten
Lebong. Suku ini merupakan suku dengan populasi terbesar di provinsi
Bengkulu, suku ini tidak adaptif terhadap perkembangan di luar daerah.
Ini dikarenakan kultur masyarakat Rejang yang sulit untuk menerima
pendapat di luar dari pendapat kelaziman menurut pendapat mereka, dan
ini menjadi bukti keyakinan dan ketaatan mereka terhadap adat-istiadat
yang berlaku sejak dahulu kala. Hal ini menggambarkan bahwa sejak zaman
dahulu suku Rejang telah memiliki adat-istiadat. Karena mayoritas suku
Rejang masih mempertahankan kebudayaan mereka, tidak heran jika hukum
adat yang berupa denda dan cuci kampung masih dipertahankan hingga
sekarang.
Suku
Rejang sangat memuliakan harga diri, seperti halnya penjagaan martabat
kaum perempuan, penghinaan terhadap para pencuri, dan penyiksaan dan
pemberian hukum denda terhadap pelaku zina. Dikarenakan kesesuaian
tradisi Rejang dengan ajaran Islam, suku Rejang telah mengubah
kepercayaan terdahulu mereka ke ajaran agama Islam. Hingga saat ini,
budaya mereka juga identik dengan nuansa Islam. Pada zaman sekarang,
sudah banyak putra-putri suku Rejang telah menempuh pendidikan tinggi
seperti ilmu pendidikan keguruan, ilmu kesehatan, ilmu hukum, ilmu
ekonomi, sastra, dan lain-lain. Banyak yang telah menekuni profesi
sebagai pegawai negeri, pejabat teras, dokter, pegawai swasta,
pengacara, polisi, dan berbagai profesi yang memiliki kehormatan menurut
masyarakat modern pada era sekarang ini.
Suku
Rejang memiliki perbedaan yang mencolok dalam dialek penuturan bahasa.
Dialek Rejang Kepahiang memiliki perbedaan dengan dialek Rejang di
Kabupaten Rejang Lebong yang dikenal dengan dialek Rejang Curup, dialek
Rejang Bengkulu Utara, dialek Rejang Bengkulu Tengah, dan dialek Rejang
yang penduduknya di wilayah kabupaten Lebong. Secara kenyataan yang ada,
dialek dominan Rejang terdiri tiga macam. Dialek tersebut adalah
sebagai berikut:
Dialek Rejang Kepahiang (mencakup wilayah kabupaten Kepahiang)
Dialek Rejang Curup (mencakup wilayah kabupaten Rejang Lebong, kabupaten
Bengkulu Tengah, dan kabupaten Bengkulu Utara)
Dialek Rejang Lebong (mencakup wilayah kabupaten Lebong dan wilayah kabupaten
Bengkulu Utara yang berdekatan dengan wilayah kabupaten Lebong)
Dari
tiga pengelompokan dialek Rejang tersebut, saat ini Rejang terbagi
menjadi Rejang Kepahiang, Rejang Curup, dan Rejang Lebong. Namun,
meskipun dialek dari ketiga bahasa Rejang tersebut relatif berbeda, tapi
setiap penutur asli bahasa Rejang dapat memahami perbedaan kosakata
pada saat komunikasi berlangsung. Karena perbedaan tersebut seperti
perbedaan dialek pada bahasa Inggris Amerika, bahasa Inggris Britania,
dan bahasa Inggris Australia. Secara filosofis, perbedaan dialek bahasa
Rejang terjadi karena faktor jarak, faktor sosial, dan faktor psikologis
dari suku Rejang itu sendiri. Hal ini juga membuktikan bahwa tingkat
persatuan dan kesatuan suku Rejang masih sangat rendah jika dibandingkan
dengan suku bangsa terdekat lainnya suku Lembak, suku Serawai, dan suku
Pasemah. Itu disebabkan karena suku Rejang bukan suku bangsa perantau
sehingga tingkat kepemilikan tanah mereka tergolong tinggi, mereka masih
mudah dipengaruhi devide et empera yang dilancarkan penjajah sejak
zaman pemerintahan Hindia-Belanda. Pada zaman sekarang, politik pecah
belah tersebut dilancarkan oleh golongan tertentu dengan tujuan yang
relatif sama dengan penjajahan Hindia-Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar