Keraton Surosowan Banten
sebagai kota kuno dengan sejumlah tinggalan bersejarah turut menyimpan
cerita di baliknya. Salah satunya melalui reruntuhan Keraton Surosowan.
Dibangun sekitar tahun 1522-1570, Keraton Surosowan adalah tempat
tinggal Sultan sekaligus pusat pemerintahan. Menurut para peneliti,
keraton hancur terbakar akibat perang saudara antara Sultan Haji dengan
Sultan Ageng Tirtayasa. Keraton kembali dibangun oleh arsitek Belanda,
Hendrick Lucaszoon Cardeel. Keraton
dan bangunan lain berada dalam sebuah kompleks yang dikelilingi tembok
dengan panjang sisi utara dan selatan 300 meter dan panjang sisi barat
serta timur 100 meter, tinggi 2 meter dan lebar 5 meter. Benteng yang
ada di kawasan Keraton Surosowan memiliki bastion di tiap sudutnya, yang
berfungsi untuk mengintai musuh sekaligus gundang penyimpanan senjata
dan mesiu. Terdapat
tiga buah pintu gerbang di Keraton Surosowan, yaitu di sisi utara,
selatan, dan timur. Pintu gerbang di sebelah utara dan timur berbentuk
lengkung, dimaksudkan untuk pengamanan agar musuh tidak bisa menembak
langsung ke dalam keraton. Pembangunan pagar tembok tinggi di Keraton
Surosowan adalah sebentuk alih teknologi dari orang Eropa, sehingga
Keraton Surosowan disebut juga Forth Diamond yang artinya benteng intan yang indah. Kini
di sekitar reruntuhan Keraton Surosowan masih terlihat bekas bangunan
bale kambang atau Roro Denok yang dikelilingi air, serta pancuran mas
yang konon menjadi tempat mandi keluarga sultan.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar