Kamis, 11 Desember 2014

Keraton Surosowan

keraton surosowan 2_1405491786.jpg
Keraton Surosowan
Banten sebagai kota kuno dengan sejumlah tinggalan bersejarah turut menyimpan cerita di baliknya. Salah satunya melalui reruntuhan Keraton Surosowan. Dibangun sekitar tahun 1522-1570, Keraton Surosowan adalah tempat tinggal Sultan sekaligus pusat pemerintahan. Menurut para peneliti, keraton hancur terbakar akibat perang saudara antara Sultan Haji dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Keraton kembali dibangun oleh arsitek Belanda, Hendrick Lucaszoon Cardeel.
Keraton dan bangunan lain berada dalam sebuah kompleks yang dikelilingi tembok dengan panjang sisi utara dan selatan 300 meter dan panjang sisi barat serta timur 100 meter, tinggi 2 meter dan lebar 5 meter. Benteng yang ada di kawasan Keraton Surosowan memiliki bastion di tiap sudutnya, yang berfungsi untuk mengintai musuh sekaligus gundang penyimpanan senjata dan mesiu.
Terdapat tiga buah pintu gerbang di Keraton Surosowan, yaitu di sisi utara, selatan, dan timur. Pintu gerbang di sebelah utara dan timur berbentuk lengkung, dimaksudkan untuk pengamanan agar musuh tidak bisa menembak langsung ke dalam keraton. Pembangunan pagar tembok tinggi di Keraton Surosowan adalah sebentuk alih teknologi dari orang Eropa, sehingga Keraton Surosowan disebut juga Forth Diamond yang artinya benteng intan yang indah.
Kini di sekitar reruntuhan Keraton Surosowan masih terlihat bekas bangunan bale kambang atau Roro Denok yang dikelilingi air, serta pancuran mas yang konon menjadi tempat mandi keluarga sultan.

0 komentar:

Posting Komentar