Kompleks Rumah Tgk. Chik Awe Geutah
Tgk Chik Awe Geutah
adalah seorang ulama besar yang berhijrah ke Aceh diperkirakan pada
abad ke-13. Beliau menetap sekaligus mengembangkan agama Islam hingga
meninggal di desa pedalaman yang dalam
catatan sejarah Bireuen dikenal sebagai daerah Jeumpa. Jeumpa merupakan
sebuah kerajaan kecil yang pertama di Aceh. Menurut Ibrahim Abduh dalam
Ikhtisar Radja Jeumpa, Kerajaan Jeumpa terletak di Desa Blang Seupeung,
Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.
Tgk Chik Awe Geutah bernama
asli Syaikh Abdurrahim Bawarith al-Asyi adalah anak Syaikh Jamaluddin
al-Bawaris dari Zabid Yaman. Bersama adiknya, Syaikh Abdussalam Bawarith
al-Asyi, dan tujuh ulama lain, di antaranya Teungku di Kandang dan
Syaikh Daud Ar Rumi, mereka berangkat ke Aceh. Tgk. Syaikh Abdurrahman
akhirnya memilih untuk menetap di wilayah Jeumpa bersama beberapa
pengikutnya sementara ulama lainnya berpencar ke tempat lain. Dikisahkan
ketika akan membuka lahan yang ditumbuhi rotan, Tgk. Syeikh Abdurrahman
melihat salah satu pohon rotan yang mengeluarkan cahaya. Ketika
dipotong, tampak tetesan getah rotan. Tgk. Syeikh Abdurrahman kemudian
memberi nama daerah ini menjadi Awe Geutah dan sejak itu penyebaran
agama Islam mulai dilakukan.
Nama
Abdul Rahim semakin dikenal di seluruh Aceh sebagai seorang tokoh ulama
Sufi. Bahkan sejumlah kerajaan Islam yang ada di Aceh waktu itu
menjalin kerja sama dengan Negeri Awe Geutah. Mereka mengirimkan utusan
khusus ke sana untuk berguru pada Abdul Rahim. Sejak saat itulah
murid-muridnya dari luar Awe Geutah menabalkan namanya dengan sebutan
Teungku Chik Awe Geutah.
Rumah Tgk. Chik Awe Geutah
berada di Desa Awe Geutah, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten
Bireun. Istana ini secara astronomis berada di koordinat UTM 47 N
0255650 0569044. Rumah ini memiliki batas-batas sebagai sebagai
berikut:
- sebelah utara berbatasan dengan jalan masuk kompleks Rumah Awe Geutah
- sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk
- sebelah selatan berbatasan dengan kebun
- sebelah barat berbatasan dengan kebun
Rumah Tgk. Chik Awe Geutah
menghadap ke arah utara berukuran 19,00 x 11,00 meter. Bangunan
terbuat dari kayu yang didirikan di atas umpak, beratap daun rumbia.
Bangunan ini memiliki ciri rumah Aceh seperti Istana Tun Sri Lanang,
Rumah Cut Mutia, Rumah Cut Nyak Dhien dengan bentuk lantai turun – naik (euk – troen). Secara umum bangunan rumah Tgk. Awe Geutah didominasi oleh warna kecoklatan sebagai warna asli kayu penyusun bangunan.
Pada
bagian depan bangunan terdapat sebuah anjungan yang berdenah persegi.
Bagian depan anjungani ni ditopang oleh 2 buah tiang persegi delapan
yang juga menyangga balok atap. Pada bagian bawah anjungan ini terdapat
anak tangga yang menghubungkan anjungan dengan pintu masuk utama
bangunan. Pada permukaan pipi tangga sisi kiri dan kanan terdapat
ornamen motif bungong poeta taloe lhee yang dibatasi oleh ornamen bungong seulanga pada
setiap panil hiasnya. Ornamen ini diukir mulai dari bagian bawah hingga
bagian atas tangga. Pada bagian sudut bawah anjungan ini terdapat
ornamen yang dikenal dengan motif lebah bergantung atau tiang berbentuk
jantung yang diperkaya dengan ukiran motif bungong seulanga.
Selain bersifat dekoratif, tiang jantung ini juga bersifat konstruktif
yang menopang balok atap anjungan. Atap anjungan ini berbentuk atap
sudut, yang membentuk sudut karena kontruksi kerangka atapnya.
0 komentar:
Posting Komentar