Secara khusus, tradisi ngejot di Bali terbagi ke dalam ngejot ketika hari raya dan ngejot
ketika seseorang memiliki hajatan atau suatu acara adat atau agama
tertentu. Salah satu saat pelaksanaannya adalah menjelang Hari Raya Idul
Fitri. Adapun makna dari ngejot adalah suatu tradisi berbagi
makanan dan minuman masyarakat (dalam konteks ini adalah masyarakat di
beberapa daerah di Bali) kepada tetangga dan kerabatnya. Makanan atau
minuman yang dibagikan saat ngejot dinamakan jotan.
Tradisi ngejot
berawal dari pemeluk agama Hindu di Bali. Mereka membagikan makanan dan
minuman ke tetangga dan kerabat ketika menjelang perayaan Nyepi,
Galungan, dan Kuningan. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini
berkembang ke pemeluk agama Islam. Hal ini menandakan pembauran budaya
Bali, termasuk sistem subak dalam bidang pertanian. Dimana faktor hidup
berdampingan antar agama selama berabad-abad di Bali turut serta
mempengaharui pembauran budaya tersebut. Tradisi ngejot bagi pemeluk agama Islam di Bali masih terjaga hingga saat ini, khususnya di daerah pedesaan.
Masyarakat muslim Bali ngejot
menjelang Idul Fitri kepada kerabat dan tetangga di sekitarnya.
Biasanya dimulai seminggu sebelum Idul fitri. Kemudian pemeluk agama
lain, misalnya Hindu, akan membalas ngejot saat perayaan Nyepi, Galungan, dan Kuningan. Sehingga dengan saling berbagi di hari rayanya masing-masing melalui tradisi ngejot,
beragam umat beragama yang ada di Bali terjaga kerukunannya. Mereka
saling menghargai kepercayaan masing-masing, saling berbagi di hari raya
masing-masing, dan saling menjaga keharmonisan bertetangga.
0 komentar:
Posting Komentar