Masjid Jami Keraton
Sambas adalah masjid yang berada di komplek keraton Kesultanan Sambas.
Masjid yang resminya bernama Masjid Sultan Muhammad Syafi'oeddin II ini
tercatat sebagai masjid tertua di Kalimantan Barat.
Masjid Kesultanan Sambas terletak di
Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas. Kabupaten Sambas. Provinsi Kalimantan
Barat. Kerajaan Sambas menganut agama Islam pada masa pemerintahan raja
Raden Sulaiman bergelar Sri Sultan Mohammad Tsafiuddin I pada 10
Zulhijjah 1040 H. Setelah beliau wafat sebagai penggantinya adalah
Sultan Tsafiuddin II. Pada masa Sultan Tsafiuddin II inilah masjid
dibangun sekitar 1885 M dibantu oleh Pangeran Bendahara Mangkuningrat
Masjid merupakan perpaduan antara gaya Belanda, Arab, dan Melayu, serta
bangunan berbentuk rumah panggung. Masjid Jami Keraton Sambas ini
awalnya merupakan rumah sultan yang kemudian dijadikan musala.
Sebagai masjid kerajaan, masjid terletak
di bagian barat alun-alun di depan bekas Istana Kesultanan Sambas.
Bangunan berdiri di atas lahan berukuran 65 x 40 m, sedangkan masjidnya
berukuran 22 x 22 m. Denah masjid bujur sangkar dengan arah hadap utara,
terbuat dari bahan kayu. Masjid terdiri dari ruang utama, serambi, dan
menara untuk menuju ruang utama harus melalui serambi yang terdapat di
bagian depan. Bentuk serambi persegi panjang mempunyai tangga dengan
empat anak tangga, juga mempunyai pintu di sisi utara dari besi dengan
dua daun pintu. Pintu tersebut tingginya hanya 1/3 dinding serambi dan
di kiri-kanannya masing-masing mempunyai lima buah jendela tanpa daun
jendela berbentuk persegi panjang dan bagian atasnya berupa lengkungan.
Sedangkan pada sisi timur dan barat masing-masing mempunyai empat
jendela yang sama dengan jendela utara.
Atap serambi bertingkat dua yang
terdiri dari atap rata dan atap segi tiga. Di atas atap rata terdapat
dinding untuk menyangga atap kedua. Dinding mempunyai hiasan berupa
ukuran garis lurus dengan bunga di bagian atas dan bawah. Pada dinding
depan (utara) selain ukiran terdapat pula tulisan Arab. Diatasnya pada
bidang segi tiga di bagian pinggirnya di hiasan dan puncak segi tiga
tersebut terdapat salur- salur menyerupai mahkota.
Unuk masuk ke ruang utama terdapat dua
buah ointu berbentuk segi empat dengan relung/ lengkungan di bagian
atasnya. Di kiri-kanan ke dua pintu tersebut masing-masing terdapat
empat jendela persegi empat dengan relung di atas jendela hanya terdiri
atas satu daun jendela dari kaca. Sedangkan di sisi timur dan barat
juga terdapat jendela. Lantai terbuat dari kayu berlian, sedang dinding
dari papan.
Di dalam ruangan utama terdapat tiang,
mihrab, dan mimbar. Tiang yang ada di dalam ada delapan buah dan
merupakan penyangga bangunan, terbuat dari kayu belian/ besi yang telah
dicat. Pada dinding sisi barat terdapat bagian yang menjorok keluar dan
berfungsi sebagai mihrab. Mihrab ini bersatu dengan ruang induk tetapi
atapnya merupakan atap tersendiri. Atap mihrab berbentuk tingkat dua. Di
antara atap satu dan atap kedua terdapat dinding dengan lubang angin
berbentuk bulat. Atap teratas berbentuk seperti kerucut dengan mustaka
berbentuk tiang dengan bulatan-bulatan. Di dalam mihrab terdapat mimbar
berbentuk kecil.
Sisi timur ruang utama terdapat ruangan
kecil, bertingkat dua. Untuk masuk ke ruangan ini melalui tiga buah anak
tangga dari batu. Sedangkan untuk ke lantai dua terdapat tangga kayu
sebanyak 11 anak tangga. Pintu terbuat dari papan dengan satu daun pintu
dengan lubang angin di atasnya. Jendela terdapat di barat pintu dan
sisi timur ruangan. Diatas semua jendela terdapat lubang angin persegi
panjang. Ruang atas pintunya juga sebuah berbentuk persegi panjang.
0 komentar:
Posting Komentar