Tradisi Bakar Gunung Api merupakan salah satu warisan budaya Suku Serawai di Bengkulu dalam rangka penyambutan datangnya Hari Kemengan Umat Islam. Bakar Gunung Api
merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang disusun seperti
tusuk sate yang dirangkai kayu dan dibuat tinggi menjulang. Maksud dari
ritual ini adalah sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan
pemberian doa kepada arwah keluarga agar tenteram di akhirat. Bakar Gunung Api dilaksanakan pada malam takbiran.
Suku Serawai melaksanakan Bakar Gunung Api di
halaman dan atau di belakang rumahnya. Pelaksanaan ritual diiringi
dengan takbir serta doa-doa syukur. Berdasarkan kepercayaan Suku
Serawai, apabila salah satu anggota keluarga tidak turut serta dalam
pelaksanaan Bakar Gunung Api, maka hal tersebut dapat mendatangkan bala.
Upacara Bakar Gunung Api dilakukan
serentak oleh semua masyarakat kampung tepat setelah shalat Isya.
Pembakaran batok kelapa yang disusun seperti sate dirangkai kayu
menjulang tinggi dapat menimbulkan kesan magis dan eksotis. Kesan
tersebut didapat ketika api dari pembakaran membumbung tinggi di setiap
rumah yang ada di kampung.
Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu tradisi ini semakin memudar dan
hampir ditinggalkan. Padahal Suku Serawai merupakan suku terbesar kedua
yang hidup di bagian selatan Bengkulu. Jika tradisi ini masih
dilestarikan, maka akan menjadi salah satu warisan budaya Bengkulu dan
juga daya tarik wisata budaya Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar