Sabtu, 13 Desember 2014

Menyambut Idul Fitri, Suku Serawai “Bakar Gunung Api”


Tradisi Bakar Gunung Api merupakan salah satu warisan budaya Suku Serawai di Bengkulu dalam rangka penyambutan datangnya Hari Kemengan Umat Islam. Bakar Gunung Api merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang disusun seperti tusuk sate yang dirangkai kayu dan dibuat tinggi menjulang. Maksud dari ritual ini adalah sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan pemberian doa kepada arwah keluarga agar tenteram di akhirat. Bakar Gunung Api dilaksanakan pada malam takbiran.
Suku Serawai melaksanakan Bakar Gunung Api di halaman dan atau di belakang rumahnya. Pelaksanaan ritual diiringi dengan takbir serta doa-doa syukur. Berdasarkan kepercayaan Suku Serawai, apabila salah satu anggota keluarga tidak turut serta dalam pelaksanaan Bakar Gunung Api, maka hal tersebut dapat mendatangkan bala.
Upacara Bakar Gunung Api dilakukan serentak oleh semua masyarakat kampung tepat setelah shalat Isya. Pembakaran batok kelapa yang disusun seperti sate dirangkai kayu menjulang tinggi dapat menimbulkan kesan magis dan eksotis. Kesan tersebut didapat ketika api dari pembakaran membumbung tinggi di setiap rumah yang ada di kampung.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu tradisi ini semakin memudar dan hampir ditinggalkan. Padahal Suku Serawai merupakan suku terbesar kedua yang hidup di bagian selatan Bengkulu. Jika tradisi ini masih dilestarikan, maka akan menjadi salah satu warisan budaya Bengkulu dan juga daya tarik wisata budaya Bengkulu.

0 komentar:

Posting Komentar