Museum
Monpera dibangun di Jalan Merdeka mengingat bahwa pada masa awal
kemerdekaan tempat ini merupakan pusat terjadinya berbagai peristiwa,
termasuk sebagai basis pertempuran lima hari lima malam melawan Kolonial
Belanda. Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) sudah difungsikan sebagai
museum penyimpanan benda bersejarah.
Pembangunan
museum ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan yang dilakukan secara
bertahap, mulai dari tahun anggaran 1980/1981 sampai tahun 1987/1988.
Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 1980 oleh Menko Kesra
H.Alamsyah Ratu Prawiranegara. Museum Monpera pengelolaannya berada di
bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang.

Koleksi
Tersimpan
sejarah yang menjadi saksi bisu bagaimana sengitnya para pejuang
melawan penjajah Belanda. Di dalam museum ini akan diperlihatkan
berbagai jenis senjata yang digunakan dalam pertempuran termasuk
berbagai dokumen perang dan foto-foto tempo dulu. Di setiap
bingkai-bingkai foto yang dipajang diberi keterangan yang membantu kita
ikut tengelam dalam suasana dan membayangkan bagaimana suasana perang
saat itu. Sambil menikmati berkeliling museum, alunan musik khas bahasa
Palembang juga bergema di seluruh lantai museum.

Koleksi
Monumen Perjuangan Rakyat antara lain berupa gambar, senjata, uang
lama, patung pahlawan, dan baju dinas para pahlawan. Hingga kini di
monumen yang disebut juga sebagai palagan Palembang itu, hanya terdapat
sekitar 300-an koleksi. Di sana, ada foto masa perjuangan enam tokoh
perang kemerdekaan.

Di
lantai dua, Anda dapat melihat 14 pucuk senjata yang sebagian besar
merupakan hasil pampasan perang zaman sebelum kemerdekaan. Ada senjata
jenis pistol, senapan, kecepek, ranjau hingga alat pelontar bom yang
kerab dipakai pejuang tempo doeloe.
Naik
ke lantai tiga museum, terdapat patung yang merupakan replika wajah
dari keenam pejuang kemerdekaan asal Sumatera Selatan. Juga ada koleksi
pakaian dinas baik sipil maupun militer yang dipakai keenam tokoh
perjuangan dalam merebut kemerdekaan. Sedangkan, Lantai empat hanya
dipakai untuk kantor.

Sarana
Museum
ini berada di atas tanah seluas 23.565 m², dengan luas bangunan 3.926,4
m². Bentuk bangunannya menyerupai melati berkelopak lima. Tinggi
dinding museum 17 m, melambangkan tanggal 17. Jalur tampak depan
berjumlah 8, melambangkan bulan Agustus, dan memiliki bidang 45 yang
melambangkan tahun 1945.
Bangunan museum memiliki sarana :
- Ruang Pamer Tetap
- Ruang Auditorium
- Ruang Perpustakaan
- Ruang Laboratorium/Konservasi
- Ruang Penyimpanan Koleksi
- Ruang Bengkel
- Ruang Administrasi
- Ruang Audio Visual [MN]

0 komentar:
Posting Komentar