Sabtu, 13 Desember 2014

Museum Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera)

monpera_1378974806.png
Museum Monpera dibangun di Jalan Merdeka mengingat bahwa pada masa awal kemerdekaan tempat ini merupakan pusat terjadinya berbagai peristiwa, termasuk sebagai basis pertempuran lima hari lima malam melawan Kolonial Belanda. Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) sudah difungsikan sebagai museum penyimpanan benda bersejarah.
Pembangunan museum ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan yang dilakukan secara bertahap, mulai dari tahun anggaran 1980/1981 sampai tahun 1987/1988. Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 1980 oleh Menko Kesra H.Alamsyah Ratu Prawiranegara. Museum Monpera pengelolaannya berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang.
Koleksi
Tersimpan sejarah yang menjadi saksi bisu bagaimana sengitnya para pejuang melawan penjajah Belanda. Di dalam museum ini akan diperlihatkan berbagai jenis senjata yang digunakan dalam pertempuran termasuk berbagai dokumen perang dan foto-foto tempo dulu. Di setiap bingkai-bingkai foto yang dipajang diberi keterangan yang membantu kita ikut tengelam dalam suasana dan membayangkan bagaimana suasana perang saat itu. Sambil menikmati berkeliling museum, alunan musik khas bahasa Palembang juga bergema di seluruh lantai museum.
Koleksi Monumen Perjuangan Rakyat antara lain berupa gambar, senjata, uang lama, patung pahlawan, dan baju dinas para pahlawan. Hingga kini di monumen yang disebut juga sebagai palagan Palembang itu, hanya terdapat sekitar 300-an koleksi. Di sana, ada foto masa perjuangan enam tokoh perang kemerdekaan.
Di lantai dua, Anda dapat melihat 14 pucuk senjata yang sebagian besar merupakan hasil pampasan perang zaman sebelum kemerdekaan. Ada senjata jenis pistol, senapan, kecepek, ranjau hingga alat pelontar bom yang kerab dipakai pejuang tempo doeloe.
Naik ke lantai tiga museum, terdapat patung yang merupakan replika wajah dari keenam pejuang kemerdekaan asal Sumatera Selatan. Juga ada koleksi pakaian dinas baik sipil maupun militer yang dipakai keenam tokoh perjuangan dalam merebut kemerdekaan. Sedangkan, Lantai empat hanya dipakai untuk kantor.
Sarana
Museum ini berada di atas tanah seluas 23.565 m², dengan luas bangunan 3.926,4 m². Bentuk bangunannya menyerupai melati berkelopak lima. Tinggi dinding museum 17 m, melambangkan tanggal 17. Jalur tampak depan berjumlah 8, melambangkan bulan Agustus, dan memiliki bidang 45 yang melambangkan tahun 1945.
Bangunan museum memiliki sarana :
  1. Ruang Pamer Tetap
  2. Ruang Auditorium
  3. Ruang Perpustakaan
  4. Ruang Laboratorium/Konservasi
  5. Ruang Penyimpanan Koleksi
  6. Ruang Bengkel
  7. Ruang Administrasi
  8. Ruang Audio Visual [MN]

0 komentar:

Posting Komentar