Museum
Negeri Propinsi Nusa Tenggara dirintis pembangunannya sejak tahun
1976/1977. Pembangunan prasarana museum berlangsung sampai dengan tahun
anggaran 1980/1981.
Kelembagaan
museum ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor 022/0/1/1982 tanggal 23 Januari 1982 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Joesoef. Sejak diresmikan sampai
dengan tahun 2000, Museum Negeri Propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Kebudayaan. Berdasarkan
Undang-Undang nomor.22 Tahun 1999 Museum ini menjadi Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Nusa
Tenggara Barat.
Koleksi
Sampai
dengan tahun 2006 Museum Negeri Propinsi Nusa Tenggara Barat memiliki
koleksi sebanyak 7.387 buah yang berupa koleksi geologi, biologi,
etnografi, arkeologi, histori, numismatik, heraldik, filologi, dan
keramik.
Dari
pagar museum saja kita sudah disuguhkan dengan bekas peninggalan meriam
dan jangkar sisa dari kedatangan Belanda dahulu. Memasuki museum kita
bisa melihat boneka yang berpakaian adat Sasak, Mbojo, dan Samawa yang
merupakan bagian budaya dari NTB, dan di sekitarnya ada beberapa
peralatan hidup masyarakat ala peradaban zaman dahulu seperti peralatan
dapur mereka, bercocok tanam, melaut, dan lain-lain.

Di
dalam Ruang Pamer Utama, terdapat deretan lemari kaca berisikan
perlengkapan acara kematian seperti kain usap, tambok atau tempat air,
pedupaan sebagai tempat membakar kemenyan, kain kafan, kain kelambu, dan
ceret untuk membawa air ke kuburan. Museum juga memajang koleksi
benda-benda upacara perkawinan, seperti ider-ider sebagai perhiasan,
kain umbaq sebagai olen-olen dalam upacara sorong serah dan lingga
kapanca sebagai perlengkapan perkawinan di Bima. Ada juga pameran busana
pengantin tradisional dari suku Sasak dan Sumbawa.
Koleksi
lainnya yang ada di sini adalah sejarah catatan mengenai Lombok yang
tertuliskan naskahnya di daun lontar. Tulisan yang ada ada yang huruf
arab, kawi, pokoknyakita tidak akan bisa mengerti apa yang dituliskan.
Keterangan yang ada juga tidak terlalu lengkap mengenai penjelasan
mengenai isi tulisan, yang jelas di sana salah satunya ada yang
menceritakan mengenai Sasak, masyarakat asli Lombok. Koleksi etnografi
seperti ini biasanya menarik perhatian pengunjung yang ingin melakukan
penelitian, kalau pengunjung biasa sepertinya hanya melewatinya begitu
saja karena tidka terlalu ingin tahu mengenai isi tulisan yang tidak
bisa dibaca dan dimengerti itu.

Lanjut
ke dalam kita bisa melihat koleksi keramik-keramik yang banyak berasal
dari Cina, yang merupakan peninggalan dan juga hibah dari
pedagang-pedagang dari daratan Cina yang mengekspansi Indonesia di
hampir seluruh wilayahnya, termasuk NTB. Keramik yang ada di museum ini
memiliki jumlah yang lumayan banyak karena ternyata baru mendapatkan
koleksi baru keramik yang terpendam di dasar laut yang diduga merupakan
dari pedagang-pedagang Cina yang menjatuhkan barang bawaannya karena
kelebihan beban pada kapal pada masa itu. Selain itu museum ini juga
kedatangan koleksi berbagai macam tampilan kulit kerang yang ditemukan
di daerah NTB.
Bagi
Anda penyuka tulisan dan naskah kuno, museum ini juga menyimpan sekitar
1.700 naskah. Beberapa diantaranya masih menggunakan daun lontar dan
kertas. Naskah yang tertuang dalam bahasa kawi, saka dan melayu ini
terdiri dari berbagai jenis seperti babad (catatan sejarah masa lalu),
suluk (naskah tentang ilmu tasawuf), naskah yang berisi tentang
pengetahuan (perbintangan, arsitektur, pertanian), naskah husada (berisi
tentang kesehatan) dan naskah sastra.
Untuk
di bagian senjata, di museum ini diperlihatkan berbagai macam model
keris yang biasa digunakan sebagai pelengkap upacara adat. Keris memang
diketahui sebagai senjata khas Jawa, namun karena berkembangnya kerajaan
Hindu sampai ke tanah Bali dan Lombok yang ajarannya berasal dari
Kerajaan Hindu Jawa, maka keris sebagai bagian dari upacara pun ikut
mengalami asimiliasi serta akulturasi di Lombok yang sampai saat ini
masih banyak digunakan sebagai pelengkap upacara.
Sarana
Luas tanah dari museum ini yaitu 8.613 m² sedangkan luas bangunan nya adalah 3.160 m². Museum ini mempunyai sarana berupa :
- Ruang Pameran Tetap
- Ruang Pameran Temporer
- Ruang Auditorium
- Ruang Perpustakaan
- Ruang Laboratorium/Konservasi
- Ruang Penyimpanan
- Ruang Administrasi
- Kantin/Kafetaria [MN]

0 komentar:
Posting Komentar