Kamis, 11 Desember 2014

Museum Sangiran

20140506_114338_1399359781.jpg
Sangiran merupakan salah satu situs yang dapat memberikan gambaran dan pemahaman tentang proses evolusi manusia, budaya dan lingkungannya selama dua juta tahun tanpa terputus. Pada tahun 1996, situs ini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Temuan fosil manusia purba terkenal dari Sangiran adalah Homo erectus, yang mempunyai rentang waktu 1,5 juta tahun hingga 0,3 juta tahun yang lalu. Homo erectus adalah manusia sejati yang telah berjalan tegak. Spesies ini menduduki posisi penting dalam evolusi manusia karena merupakan pendahulu langsung dari manusia modern saat ini, Homo sapiens. Di Indonesia, fosil-fosil Homo erectus ditemukan di areal Situs Sangiran seluas 56 kilometer persegi sejak tahun 1936 hingga kini.
Pada awalnya Museum Sangiran dibangun di atas tanah seluas 1.00 m² yang terletak di samping Balai Desa Krikilan. Museum yang representative baru dibangun pada tahun 1980.
Sejak menjadi warisan dunia, pelestarian dan pengembangan Situs Sangiran mengalami kemajuan. Upaya awal sempat terhambat karena terjadinya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998. Pada tahun 2002 semangat membangun Situs Sangiran menggeliat kembali dan pembuatan rencana induk tersebut selesai pada tahun 2004.
Empat kluster dipilih untuk pengembangan kawasan, yaitu Krikilan sebagai pusat pengunjung dengan Ngebung, Bukuran dan Dayu sebagai satelit-satelitnya. Saat ini baru Museum Manusia Purba Sangiran atau popular disebut Museum Sangiran di kluster Krikilan telah rampung dan diresmikan pada tanggal 15 Desember 2011.
Pendirian museum ini dimaksudkan untuk memahami evolusi manusia, budaya dan lingkungan purba paling tidak sejak 2,4 juta tahun silam. Museum ini menyajikan berbagai informasi tentang evolusi alam semesta, bumi, dan makhluk yang ada di dalamnya sejak awal pembentukan hingga actual saat ini.
Sajian pameran di dalam museum dibagi menjadi tiga segmen, yaitu ruang pamer Kekayaan Sangiran, ruang pamer Langkah-langkah Kemanusiaan, dan ruang diorama Masa Keemasan Homo erectus. Ruang pamer Kekayaan Sangiran menyuguhkan informasi mengenai evolusi dari inti sel tunggal hingga manusia dan binatang. Koleksi yang dipamerkan adalah fosil binatang purba dan manusia purba. Fosil temuan ditempatkan dalam diorama sehingga terkesan lebih menarik. Diorama kehidupan Homo erectus di Sangiran lengkap dengan panel informasinya menjadi primadona di ruangan ini.
Ruang pamer Langkah-langkah Kemanusiaan diisi ruang audio visual mengenai sistem tata surya, pengenalan planet bumi, evolusi menuju makhluk manusia, sejarah dan tokoh besar evolusi, proses migrasi manusia, penemuan jejak evolusi manusia, perintis museum Sangiran, sejarah geologi kepulauan Nusantara, hadirnya manusia Homo erectus pertama kali di Nusantara, dan berbagai kegiatan ekskavasi.
Ruang pamer Masa Keemasan Homo erectus menyajikan situasi Situs Sangiran di zaman keemasannya pada sekitar 500.000 tahun yang lalu. Ruang ini dilengkapi diorama raksasa berdiameter 24 meter dengan tinggi 12 meter tentang kehidupan sehari-hari Homo erectus. Ada juga manekin rekonstruksi Homo erectus S17 dan Homo florensiensis yang canggih karena tampak alamiah.
Artefak masterpiece dari Sangiran adalah fosil tengkorak Homo erectus yang disebut Sangiran 17 (S17). Sebutan tersebut berdasarkan nomor seri penemuan. Wujudnya berupa atap tengkorak, dasar tengkorak, dan muka yang semuanya masih terawetkan secara baik. Cetakan fosil ini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, sementara cetakan aslinya disimpan di Bandung.

0 komentar:

Posting Komentar