Sabtu, 13 Desember 2014

Sejarah Suku Gayo Lues

gayolues_1393923266.jpg
Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Aceh dan menjadi bagian dari gugusan Bukit Barisan. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara. Pada tanggal 10 April 2002 Kabupaten Gayo Lues secara resmi memisahkan diri dari Kabupaten Aceh Tenggara dan membentuk kabupaten sendiri.
Asal mula penduduk Gayo Lues tidak lepas dari kedatangan orang Kubu di Sumatera yang serupa dengan orang Semarang, rang Wedda dan orang Negrita yang datang ke Indonesia kurang lebih 2000 tahun sebeum Masehi.
Kedatangan orang-orang tersebut diyakini berlangsung secara bergelombang dan disebut-sebut sebagai gelombang India Belakang (Birma, Siam dan Indo Cina) yang berlangsung dalam dua tahap. Gelombang pertama yang berhasil masuk ke Indonesia disebut sebagai orang-orang Proto Melayu, sedangkan gelombang kedua dsebut Deutre Melayu.
 
Para pendatang dalam gelombang pertama umumnya menempati pinggiran sungai atau darah pegunungan yang tersebar di seluruh Nusantara. Secara berangsur-angsur posisi antar pendatang Proto Melayu ini terdesak seiring datangnya gelombang kedua Deutre Melayu. Mereka dianggap lebih berbudaya dan lebih cerdas. Suku-suku yang merasa terdesak dengan suku Mantre, Batak, Karo, Goya, Toba, Toraja, dayak dan lainnya.
Suku Gayo sendiri mulanya mendiami pantai timur dan utara Aceh tepatnya di daerah tempat Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Peurelak. Namun kemudian, sebagian pindah ke areal pertanian dan ke daerah pedalaman sepanjang Sungai Peusangan, Jambo Aer, Penarun, Simpang Kiri, Simpang Kanan hingga ke daerah yang sekarang bernama Gayo Kalul, Sebejadi dan Gayo Lues. Penduduk kemudian diyakini membentuk sebuah kerajaan yang disebut dengan Linge.

0 komentar:

Posting Komentar